Badges of Fury: Ke Mana Arahmu, Jet?

Seperti yang sudah ta’bilang-bilang selalu, aku ini ngefans sama Jet Li. Setiap ada filmnya yang baru selalu wajib hukumnya buat kutonton (entah ditonton secara legal di bisokop, maupun secara ilegal via file donlotan atau juga DVD bajakan) , begitu juga dengan “Badges of Fury” ini.

Informazione tentang film ini aku tau waktu lagi nonton bioskop kapan bulan kemarin. Mengenai film yang kutonton waktu itu, aku lupa. Mbuh judul filmnya apa, mbuh nontonnya sama gadis yang mana, aku lupa. Tapi yang jelas, yang aku ingat, aku tau “Badges of Fury” ini dari trailer yang kutonton pada waktu itu. Dan, aku sempat excited!

Excited kenapa, sodara-sodara?

Karena, eh, karena di trailer itu Jet Li disebut dengan nama Huang Fei Hong!

Ya, Huang Fei Hong! Huang Fei Hong inilah yang membuatku membatin, ini filmnya Mas Jet yang harus ta’tonton secara legal di bioskop.

Seperti yang kita semua tau (kecuali buat yang memang ndak tau), Huang Fei Hong atau Wong Fei Hung (mbuh yang mana yang ejaan Canton, yang mana yang Pinyin, yang mana yang versi Wade-Gilles, aku nggak tau) adalah karakter jagoan Cina jaman dulu yang diperankan Mas Jet dalam 3 film legendarisnya, “Once Upon A Time in China” (yang waktu jaman aku esde itu beredar di Wisata 21 dengan judul “Kungfu Master”) mulai dari seri 1 sampai seri 3, sebelum seri 4 sama 5-nya diperankan sama Vincent Zhao, untuk kemudian seri terakhirnya, “Once Upon A Time in China and America”, kembali Mas Jet yang bermain.

Tapi apa lacur (tolong jangan tambahkan “pe” di depannya)… Tunggu punya tunggu, kok ya film ini ndak main-main di bioskop deket rumah tho? Bahkan berbulan-bulan kemudian aku belum juga nonton filmnya. Sampai akhirnya waktu kemarin pas aku beli makanan kucing di Giant-yang-bukan-temennya-Suneo, aku iseng-iseng mampir ke lapaknya tukang jual DVD bajakan.

“Jet Li yang baru ada, Mas? tanyaku yang langsung disambut dengan sodoran keping film yang akhirnya kutonton di rumah itu. Lumayanlah…akhirnya aku bisa nonton Mas Jet meskipun ndak jadi di bioskop sama si mbak (jangan tanya mbak yang mana, wong aku juga bakal bingung njawabnya. Mbak yang pernah ta’sun di dalam bioskop banyak macamnya e, soale).

Dan…errr…filmnya Mas Jet yang ini kok ternyata agak gimana gitu ya… Serba tanggung, buatku. Eksyennya nanggung, karakternya nanggung, komedinya juga nanggung. Jadilah akhirnya aku tidak terlalu menyesal tidak jadi nonton film ini di bioskop. Ditonton file bajakannya cukuplah. Toh ini cuma sekadar kewajiban untukku sebagai penggemarnya Jet Li buat nonton film yang dibintanginya.

Jadi film ini bercerita tentang kasus pembunuhan di mana korbannya selalu mati dalam keadaan tersenyum. Mas Jet berperan sebagai polisi tua menjelang masa pensiunnya. Tapi dia nggak mau disebut sebagai polisi tua. “Sebut aku veteran muda,” begitu katanya di adegan awal film.

Mas Jet di film ini ditemani sama Zhang Wen yang berperan sebagai Wang Bu Er, polisi muda yang sok keren, yang walaupun juga bisa kungfu tapi selalu kalah melulu. Nah, Wang Bu Er yang menyebabkan “Badges of Fury” ini jadi nggak jelas mau disebut sebagai filmnya Jet Li atau filmnya Zhang Wen?

Adegan demi adegan di film ini didominasi oleh Wang Bu Er yang berusaha mengungkap misteri pembunuhan dengan segala tingkah (sok) konyolnya. Dan Mas Jet ngapain? Mas Jet malah mengingatkan aku kepada film kartun “Sailor Moon”, di mana setiap kali Wang Bu Er selaku si Sailor Moon dihajar lawan berantemnya, Mas Jet datang sebagai Max Tuxedo! Saat Mas Jet sudah menang barulah Wang Bu Er sok-sok’an melakukan aksi penghabisan.

Film ini buatku terlalu komikal. Penuh parodi yang buatku terkesan dipaksakan, selain adegan slapstick yang bertebaran. Memang, pas adegan berantem sebagai pembuka film, aku sempat sentimentil. Mas Jet yang memperkenalkan dirinya sebagai Huang Fei Hong mendatangi musuhnya, siap gelut dengan diiringi soundtrack nan legendaris itu. Ya! Apalagi kalau bukan soundtrack-nya “Once Upon A Time in China”?

Tapi setelahnya?

Setelahnya aku jadi agak gimana gitu… Selain porsi aktingnya Mas Jet yang malah nggak sebanyak Wang Zhen, dialog-dialog parodinya membuatku tersenyum kecut, sekecut mangga yang belum mateng. Tercatat ada adegan di mana Mas Jet sempat diberi selamat karena berhasil menuntaskan kasus maraknya peredaran film bajakan, tetapi Mas Jet sok-sok’an merendah menolak pujian itu. Barulah setelah disebut bahwa film yang dibajak itu termasuk “Fearless” dan “Flying Sword at the Dragon Gate”, yang notabene adalah film-filmnya Mas Jet sendiri, Mas Jet berakting emosional dengan menyebut bahwa itu adalah kejahatan yang tidak dapat dimaafkan.

Selain itu, disebut juga bahwa kejahatan di Hong Kong meningkat karena propaganda Triad yang mendanai seri film “Young and Dangerous”-nya Simon Yam dan Ekin Cheng, yang menyebabkan banyak anak-anak muda kepengen menjadi mafia. Dan untuk menanggulangi hal itu maka pihak kepolisian berusaha menandinginya dengan memproduseri seri “Police Story”-nya Jackie Chan.

Komedi-komedi seperti itulah yang entah kenapa buatku justru malah mengganggu. Kesannya tidak halus dan dipaksakan. Yeah, mungkin gara-gara imejnya Jet Li yang sebelum ini tidak pernah membintangi film jenis ini, sih, ya? Tapi kalau melihat rating film ini di Internet Movie Database yang ternyata juga tidak seberapa bagus (4,5 dari skala 10), rasa-rasanya bukan cuma aku saja yang kecewa.

Maka, apalagi ketika ditambah dengan parodi adegan klasik mengeluarkan ilmu peringan tubuh dengan berlari sambil meminjam pundak dan kepala orang sebagai pijakan di tengah kerumunan massa, hal itu makin membuatku menjadi curiga: jangan-jangan sutradaranya film ini penggemarnya Stephen Chow?


Facebook comments:

2 Comments

So, what do you think?