Bagi-bagi Buku “Bandar Lonte” Bersama Beta

Hello, amigo, desperado, apa kabar semuanya?

Jikalau kabar kalian baik-baik sahaja, mari sini, eike berikan kabar yang lebih baik lagi.

Dalam rangka menyambut perjalanan dinasku yang sekaligus pulang kampung ke Denpasar besok awal September ini, sekaligus ultahnya adik iparku yang disambung sama ultah adikku sendiri yang jatuh pas September juga, maka dengan ini aku umumkan kalau aku mau bagi-bagi hadiah lagi. Karena apa? Karena – masih dengan alasan yang sama kayak kemarin-kemarin – aku ini baik hati.

Jadi kali ini hadiahnya apa? Kali ini hadiahnya adalah buku yang sudah kutulis sendiri, sebuah mahakarya isengku yang tadinya pengen kuberi judul “Bidadari di Tepi Sungai Serayu”, sebuah roman tragedi percintaan yang aku yakin bakal menjadi karya klasik, mengalahkan buku “Aljabar Linier Elementer” karyanya Howard Anton.

Tapi malang beribu malang, aku ini ternyata ndak bakat nulis roman percintaan. Pertama, karena aku ini penganut mazhabnya Jhonny Iskandar sebagai Bukan Pengemis Cinta, di mana salah satu fatwanya yang mengemuka adalah, “Patah hati bukan sifatnya lelaki, apa lagi sampai nekad bunuh diri. Putus cinta itu soal yang biasa, aku tak putus asa,” lalu kedua karena kepengen mengambil literatur sedih dari kekonyolan kisah cinta temen-temenku sendiri, tapi jangankan turut terenyuh dan bersimpati, yang ada aku malah ketawa geli sendiri, kuputuskan aku nggak jadi nulis roman cinta. Lha, kalau penulisnya aja malah ngakak-ngakak sendiri pas nulisnya, gimana pembacanya mau kebawa sedih, coba?

Akhirnya aku cuma ngumpulin tulisan-tulisan di blogku ini buat kubukukan, terus kujual, demi mengumpulkan duit sejumlah Rp. 3,5 milyar yang nantinya bakal kudepositokan, supaya habis ini aku nggak perlu kerja kantoran lagi. Cukup nyantai di teras rumah, ngemil pisang goreng, nyeruput teh anget sambil baca koran sama rokok’an, dan disambi nyeteti burung perkutut peliharaanku. Semua itu kulakukan dalam rangka mengisi waktu luang nungguin istriku pulang kerja. Nanti kalau dia sudah sampai rumah, aku tinggal berucap, “Wis, Nduk?” sambil berdiri mbenerin sarung.

Olala, nikmat sekali…

Dan untuk mencapai nominal 3,5 milyar itu tadi maka bukuku harus laku sebanyak 350.000 eksemplar. Gampang, kan?

Lalu, kata orang, biar rejekinya lancar aku harus banyak-banyak sedekah. Dalam rangka bersedekah juga itulah makanya aku bagi-bagi 8 biji buku yang finalnya kuberi judul “Bandar Lonte” ini secara gratis!

Oh ya, sebelum kalian terlanjur bersorak-sorak bahagia, perlu kuberitahukan dulu kalau dari 8 kopi yang bakal kubagi itu, sebiji sudah jadi jatahnya Marthana, temen esemaku yang lulusan Magister Seni Rupa Itebe itu, yang mbikinin sampul bukuku, sebiji lagi buat Gita, adik kelasku yang kusuruh-suruh mbikinin ilustrasi di dalam bukunya, sama 1 lagi buat Lulu, tante-tante yang milihin tulisanku yang mana aja yang sebaiknya dimuat di bukuku itu.

Jadi sayang sekali, buku gratis buat kalian tinggal tersisa 5 biji sahaja. Jangan protes! Sudah dikasih gratis masak masih aja kalian ini protes?

Gembus!

Lalu bagaimana syarat-syaratnya?

Mudah. Seperti biasanya pula kalian cuma perlu login ke akun Tuiter kalian, terus ngetuit sebagai berikut ini:

@masditto nan tampan, mau buku “Bandar Lonte” yang di http://www.nulisbuku.com/books/view_book/6325/bandar-lonte dong. Ta’doain makin laris deh dagangannya.

Ingat, kata “nan tampan” harus diketik. Tidak boleh tidak!

Bagaimana jika nggak punya Tuiter tapi punya Fesbuk?

Kalo begitu sayang sekali, yang ini cuma berlaku buat pemilik akun Fesbuk yang sudah berteman denganku saja.

Bikin status baru, tag namaku, dan pastikan terketik lalu submit kalimat di bawah ini pada apdetan status kalian:

Duhai, Anindito Baskoro Satrianto idola remaja putri, mau buku “Bandar Lonte” yang di http://www.nulisbuku.com/books/view_book/6325/bandar-lonte dong. Ta’doain makin laris deh dagangannya.

Ingat, kata “idola remaja putri” harus diketik. Tidak boleh tidak!

Kemudian, silakan kembali beraktifitas dengan tenang. Begitu hari Jumat tanggal 12 September 2014 ba’da Jumatan besok, seluruh peserta bakal dikocok (tanpa sabun dan/atau handbody, tentunya) serandom-randomnya. Jadi, keikut-sertaan terakhir dihitung pas hari Kamis tanggal 11-nya lho ya.

5 biji pemenang akan diumumkan di blog ini juga, hari Sabtu tanggal 13 September 2014, untuk kemudian dihubungi buat ditanya-tanyain alamat rumahnya. Dihubunginya lewat mana? Ya lewat Tuiter sama Fesbuk aja, dong, ah. Ndak mau lewat telepon, soalnya nanti nomer hapeku bakal ketauan sama situ, terus nanti situ tiap malam ngajak Wasapan, kan akunya bisa kerepotan.

Oh ya, undian ini hanya berlaku buat wilayah Endonesa sahaja, itu semua gara-gara tidak tersedia budget buat ngirim bukunya ke luar Endonesa.

Nah, jadi tunggu apa lagi? Sudahlah sudah buruanlah buruan ikutan. Jangan tunggu sampai 15 September 2014, karena 15 September 2014 itu berarti undiannya sudah lewat.

Kemudian untuk menambah khazanah pengetahuan bagi pembaca yang budiman, ta’umumkan juga bahwasanya promo ini tiadalah dipungut biaya sepeser pun jua. Siapa sahaja bolehlah ikutan, kecuali keluarga dan pacar-pacarnya Mas Joe nan tampan. Maka jika ternyata sampeyan tidak tercatat sebagai keluarga ataupun salah satu pacarnya Mas Joe idola remaja putri, sampeyan tentu saja boleh ikutan.

Bisa dipahami? Harusnya, sih, bisa.

Akhirul kalam, jika nanti kalian menang, terus mbaca bukuku, baik terkesan maupun tidak terkesan, sungguh mati aku akan sangat berterima-kasih sekali apabila kalian bersedia me-review isi bukuku itu di blog ataupun akun social media apapun milik kalian (lumayan, mbantu-mbantu aku ngiklan :mrgreen: ). Kiranya, untuk aksi kalian yang demikian itu, hanya Allah-lah yang akan membalas segala jerih-payah kalian. Akunya hanya bisa terharu sambil memohon supaya Allah juga melipat-gandakan rezeki kalian, baik berupa rezeki moril maupun materiil. Maturnuwun.

Baiklah, sekian dulu dan terima disun gadis manis! Horeee…

P.S. Dalam kesempatan promo ini Mas Joe tidak melayani surat-menyurat, keputusan pemenangnya tidak dapat diganggu-gugat, juga tidak menerima protes dalam bentuk apapun. Yang protes dikenakan biaya sebesar 2.500 rupiah per protes. Dan setelah membayar pun protes ente tidak akan ditanggapi. Mau protes lagi? Ya bayar lagi. Begitu berulang-kali silih berganti.


Facebook comments:

6 Comments

So, what do you think?