Dukung Palestina? Mikir Sedikit, Tolol!

Ngobrolin perkara Palestina versus Israel ini kayaknya memang sampai kiamat nggak bakal ada habisnya juga. Sungguh. Betapa tidak, ketika kitab suci ente adalah Alqur’an maka dengan mudahnya ente bakal memihak Palestina. Tapi bagaimana kalau kitab suci ente adalah Taurat? Ah, sepertinya ini sama kayak kalau katepe Anda Jakarta maka Anda bakal jadi suporternya Persija Jakarta, dan kalau katepe sampeyan katepe Bandung maka sampeyan bakal mati-matian ndukung Persib Bandung.

As simple as that, tuan-tuan dan nyonya-nyonya.

Sampeyan cuma bisa bingung jika dan hanya jika sampeyan punya katepe Denpasar, sejak kelas 6 esde sampeyan nyaris ndak pernah absen nonton Gelora Dewata manggung di Stadion Ngurah Rai, tapi kemudian kesebelasan yang bersangkutan pindah ke Sidoarjo, ganti nama jadi Gelora Putra Delta, kemudian terakhir ganti nama lagi jadi Deltras Sidoarjo.

Mau tetep ndukung? Enak aja. Antum, kan, bukan arek Sidoarjo! Mending juga ganti ndukung PSS Sleman mengingat selama 10 tahun terakhir ini antum, kan, kuliah dan ngekos di daerah Sleman. Itung-itung balas budi dikitlah.

Begitu juga dengan Israel versus Palestina ini. Kalo sampeyan berkitab Taurat, sangat boleh dimaklumi kenapa sampeyan kepengen seluruh daerah Palestina jadi wilayah kekuasaan sampeyan. Itu tanah yang dijanjikan Tuhan sendiri untuk sampeyan semua, soale. Homo sapiens lain yang seenaknya buka lapak di situ harus segera dienyahkan. Apalagi hal ini masih didukung dengan status kalian sebagai umat pilihan, ras yang paling unggul, paling cerdas, paling mentereng di muka bumi. Kata siapa? Ya kata Tuhan sendiri, dong. Situ mau ngeyel?

Tapi sayangnya ente ini kebanyakan malah berkitab Alqur’an. Jadilah para penggusur lapak orang itu ente anggap sebagai tukang kisruh. Lapak yang sudah lama dibangun sejak abad ke sekian, kok, ya seenaknya digusur-gusur begitu saja. Perkara itu tanah buat mbangun lapak aslinya punyanya siapa, berhubung sudah lama nggak ketempatan, lha ya orang lain jangan seenaknya juga, dong, datang-datang langsung main klaim kalo itu tanah aslinya milik mereka. Mana bukti kepemilikannya, coy? Mana surat tanahnya, coy? Kata siapa ini tanah punya mereka? Kata Tuhan? Tuhan yang mana, coy?

Jadilah sekarang ente semua terusik, kan, ketika rombongan tukang kisruh itu nembakin rudal buat mbubarin lapak? Sama. Sama, akika juga terusik, cyiiin~ Alasannya ya simpel: kitabku juga Alqur’an, soalnya. Meskipun Gelora Dewata sudah pindah ke Sidoarjo, sampai sekarang akunya belum pernah pindah kitab. Makanya, demi menggunakan parameter kitab suciku sendiri, dan demi melihat perbandingan kekuatan tempur antara para tukang gusur dan para pemilik lapak yang jebulnya sangat njomplang, juga masih ditambah perbandingan jumlah korban jiwa, tolong maklumi kalau akhirnya aku jadi condong ke arah Palestina.

Cuma saja, mbok ya kalian itu bertindak secerdas aku. Jangan tolol, jangan kisruh. Memang…memang ada perbedaan latar belakang akademik antara aku dan kalian. Dari esde sampai esema sekolahku adalah sekolah unggulan; nomer 1 di Propinsi Bali. Lulus esema aku kuliah di universitas nomer 1 sak Endonesa. Begitu wisuda ostosmastis aku menyandang gelar sarjana dari jurusan yang di universitas tempatku menuntut ilmu itu adalah 3 besar jurusan yang paling diminati.

Tapi tenang…jangan ngamuk dahulu meskipun aku tau kalian ini memang tukang ngamuk. Jangan keburu mencapku sebagai makhluk Tuhan yang paling nggaya mentang-mentang aku ini lebih pinter ketimbang kalian semua. Tidak. Tidak. Aku tidak sedang bermaksud membanggakan kepintaranku meskipun pada faktanya aku memang lebih bisa mikir ketimbang kalian yang tolol-tolol ini. Sekali lagi, kalian yang tolol-tolol ini!

Eh, mau ngamuk lagi? Lho, belum cukupkah kalian ngamuk sampai menyegel McDonalds dan KFC? Belum cukupkah kalian berlaku anarkis di jalanan negara tempat kalian sendiri ini bermukim dan bikin anak? Nah, contoh amukan yang ta’sebutin di atas itu apa bukan bukti kalau kalian-kalian ini memang tolol?

Bung, McDonalds sama KFC itu sistemnya franchise. Jadi yang berdiri di republik ini pekerjanya ya orang-orang republik ini juga. Bayar pajaknya juga ke republik ini. Kalau kalian segel, itu pegawainya mau kalian tampung bekerja di mana, coba? Itu pendapatan negara yang biasanya mengalir dari mereka mau kalian talangi pake duitnya siapa? Duit kalian? Bah, berapa, sih, jumlah duit kalian? Pasti nggak seberapa, kan?

Eh, eh, mau ngamuk lagi gara-gara ta’ejek miskin?

Sebentar dulu… Kalau kalian ini memang miskin, ya jangan marah, dong, kalau kusebut miskin. Wong aku bicara fakta, kok, sampeyan malah mau ngamuk? Kalo aku ini lagi ngibul barulah kalian boleh ngamuk. Tapi aku lak lagi ndak ngibul, kan, waktu bilang kalau kalian ini miskin?

Lho, iya, dong. Kalo kalian ini ndak miskin, kalo kalian kecewa sama tingkah-polah Zionis di Gaza sana, kalian pasti bakal langsung nyarter pesawat, beli senjata di sindikat pedagang senjata gelap, terus terbang ke Gaza membela Palestina. Tapi nyatanya apa yang kalian lakukan? Yang kalian lakukan malah cuma teriak-teriak di negeri sendiri sambil merugikan apa yang ada di sekitar kalian, kan? Lha, kalau memang kalian kepengen perang sama Zionis, pergilah sendiri kalian ke sana, peranglah dan jadilah syuhada. Nggak usah bikin onar di sini.

Miskin, kan?

Sudah miskin, tolol pula.

Eit, mau ngamuk lagi?

Sebentar… Sebentar dulu… Kalau kalian ini ndak tolol apa iya kalian mau-mau aja melakukan hal yang tidak berguna? Cuma orang tolol aja, kan, yang mau-maunya melakukan hal yang sia-sia? Sekarang coba pikir, buat ongkos transport dari rumah kalian, duhai para tukang demo, ke lokasi demonstrasi, apa kalian nggak butuh lembaran rupiah? Sesampainya di tempat demo kalian bakal teriak-teriak. Habis teriak-teriak apa kalian nggak lapar, nggak haus? Buat beli makan-minum lagi-lagi kalian butuh duit, kan?

Itung, deh, berapa ribu rupiah yang kemarin sudah kalian habiskan buat ngerusak fasilitas milik orang lain di negara ini? Sekarang pikirkan juga, apa hasil perbuatan kalian, ada efeknya yang langsung kerasa buat para korban di Gaza sana nggak? Yang ada malah kalian capek bengak-bengok, yang di Gaza ndak dapet apa-apa, duit habis, orang lain dirugikan, ealah…masih ketambahan digelandang ke kantor polisi pula.

Nah? 😉

Coba, deh, pagi kemarin ini kalian diem aja di rumah sambil nyruput kopi dan makan pisang goreng, enak kan? Nggak capek, kan? Agak siangnya sekitar jam 11 barulah kalian jalan ke ATM Bersama terdekat, transfer duit sejumlah biaya demo kalian ke rekening bantuan untuk Palestina, mana yang manfaatnya lebih kerasa? Kalian nggak capek bengak-bengok, nggak merugikan orang lain, yang di Palestina pun dapat bantuan.

Itulah yang ta’lakukan kemarin ini, Bung. Aku prihatin sama Palestina, tapi aku masih sayang nyawa. Aku nggak punya skill tempur, aku bukan John Rambo yang bisa memberantakkan 1 batalyon pasukan Vietkong sendirian. Kalau aku nekad ke sana, itu sama saja dengan mati konyol. Cuma bakal nambah-nambahin kerepotan orang lain aja buat ngangkutin mayitku. Yang aku punya cuma sedikit kelebihan finansial, maka ya menyumbanglah yang bisa kulakukan.

Jadi sekarang apa lagi dalih kalian, para tukang rusuh? Contohlah aku dengan segala kelebihan uangku. Nggak tau harus nyetor sumbangan ke mana? Baiklah, ini kukasih daftarnya. Sampeyan bisa nyetor lewat para makelar pahala berikut ini:

  1. Dompet Dhuafa
  2. Mer-C
  3. Rumah Zakat
  4. Sahabat Al Aqsha
  5. Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina

Yang begitu itu bisa kalian jadikan pilihan untuk dilakukan. Jangan malah ngisruh, malah nyengsarain yang di sekitar kalian. Masak iya kalian nggak bisa berpikir sejauh itu, sih? Masak iya kalian ini hidupnya cuma modal emosi sesaat aja? Goblok! Goblok dipiara. Kambing dipiara bisa gemuk.

Okelah, akhirul kalam aku kayaknya harus mohon maaf buat semua kata-kataku yang sangat mungkin sekali sudah menyakiti kalian. Aku mohon maklum dan semoga kalian mau mencoba untuk memakluminya, sebagaimana aku juga mencoba memaklumi tindakan tolol kalian meskipun akhirnya ya nggak bisa-bisa juga. Heran. Tapi mau bagaimana lagi, antara aku dan kalian mungkin memang kayaknya ada perbedaan yang sangat mendasar. Kayaknya mungkin kualitas IQ di antara kita memang terlalu berbeda, sih, ya…

Sekarang apa lagi? Masih tetap mau ngamuk?

Oh, sudah enggak?

Jadi apa? Perlu kuajarin caranya transfer rekening via ATM Bersama pula? Pantesan kalian semua pada milih demonstrasi ketimbang ngasih donasi 😈


Facebook comments:

57 Comments

  • Yang Punya Diary |

    yangseringdikatakataingobloksamayangpunyadiary:::
    ya, peh, saya maafkan mereka… 😛

    tr:::
    masuk neraka?
    inshaallah…inshaallah anda saya ajak juga 😆

  • yangseringdikatakataingobloksamayangpunyadiary |

    @sunflower

    Nah itu dia, memangnya postingan masnya ini Al-Quran? Hahaha. Justru karena datangnya bukan langsung dari Tuhan, bisa2 pembaca akan dapet kesan kalo postingan ini sedikit arogan.

    Memang bukan, mbak. Saya tau ini artikel yang datangnya dari Mas Joe—dulu sih Tuhan :P, sekarang mantan—kok, dan diposting di blognya doski. Konteks yang saya pake ini lebih ke kepantasan bahasa yang disebut kasar aja sih, mbak, kalo memang orang2 (tolol) itu pantas buat dikasari, ya menurutku postingan ini jadi biasa aja bahasanya, sama saja kan kayak ayat di Alquran—ataupun di kitab lain, kalau ada, mungkin—yang menyebu2t orang2 dzalim, kafir, bodoh, dkk, Tuhan menyebut mereka dengan bahasa sedemikian itu, karena memang mereka dan kelakuan mereka memenuhi syarat buat disebut seperti itu, ya tentu saja dengan bahasa yang sedemikian pantasnya. Liat saja surat Al-Lahab, itu surat isinya makian lho buat si Abu Lahab. Apa kayak gitu Al-quran disebut bahasanya kasar? Lain halnya kalo Mas Joe ini menyebut mbaknya, misalnya, atau kekasih gelapnya—yang di bulan sana—dengan seenaknya sendiri tanpa alasan, ngata2in—tolol, kamu sunflower; tolol, kamu kekasih gelapku—oh, sephia—nah itu baru boleh dikata Mas Joe ini kasar, pun bahasanya juga kasar.. maksud saya tadi lebih condong kesitu mbak. Bicara arogan tidak arogan, postingan ini bukan sedikit arogan lagi, tapi memang arogan, kok, kalo misalnya nggak arogan nggak mungkin komennya bakal rame, misalnya pun postingan ini mengesankan yang bikin ini orangnya arogan sama pembaca, ya sah-sah saja tho, terserah dia tho, wong ini lapak-lapaknya dia, kita pun mau bersikap arogan sama orang lain juga sah-sah saja kok, dengan catatan orang lain itu memang pantas buat disikapi arogan. Tuhan saja arogan sama makhluknya (yang pantes diarogani)kok, kenapa makhluknya ndak boleh ikut2an? Tapi jangan coba2 arogan sama Tuhan, sebaiknya jangan saran saya.

    Dan kalo masalah kehidupan sehari2nya mas Joe, jujur saya baru menilai dari tulisannya. Kalo ternyata masnya lemah lembut di kehidupan nyata, ya puji Tuhan, Alhamdulillah. Lagian saya cukup percaya kok, soalnya masnya bales komen dengan santun

    Mas joe tolong dicatat, saya ndak bilang kamu lemah lembut lho ya, tolong diingat plis :P, dan jangan percaya sama Mas Joe mbak, sumpah, itu musyrik, percalah sama Tuhan mbak saja. 😀

    Maksud saya kasih kritik tentang bahasa itu ya gak lain & gak bukan biar si orang2 yg dikata2in tolol sama masnya ini baca postingan masnya dengan bener gitu lho. Ada kan tuh komen2 di atas yg ketara banget si pemberi komentarnya gak baca sampe habis, atau marah2 di postingan ini.

    Dari sudut pandang saya, masnya ini ngata2in orang, tolol, pasti juga punya alasan kok, ndak mungkin asal-asalan nyebut tolol, lagi pula saya yakin mas nya ini ngatain orang2 itu, tolol, lebih karena tindakan yang dibikin orang itu aja yang tolol, jadinya apa boleh buat efek majas totem proparte, tolol-lah mereka semua. Kalo menurut asas praduga saya, orang2 yang sudah dikatain tolol sama mas nya itu, memang sudah diprediksi ga bakal kok mbak baca sampe akhir, kalaupun baca sampai akhir, pasti juga nggak dong, orang mereka tolol kok, gimana mau dong coba? Kalo mereka masih kepengen dong, mereka nggak bakal kok mencak2 duluan dan karena itu mereka juga nggak bakal disebut tolol. Saya rasa orang yang sudah disebut tolol itu mau disuruh baca postingan dengan cara yang benernya kayak apa juga, nonsense 🙂

    Ya itu berarti idenya gak tersampaikan dengan baik ke mereka. Sedangkan yg “setuju mas”, “nice info”, dsb, ya memang sebelum baca postingan ini juga mereka sudah berpikir sama dengan si masnya. Jadi tujuannya apa tulisan ini? Padahal kan biar bikin yg tolol2 itu jadi sadar.

    Kalo ini silakan tanya ke Mas Joenya sendiri, monggo, tujuannya apa nulis ini.. Yang bikin postingan Mas Joe soalnya, saya sih ikut cekikikan saja kalo Mas Joenya dimaki2 orang. >:)
    CMIIW ^_^V

  • Amie |

    ah ya sudahlah…

    ketika mas joe ngatain orang ‘tolol’ , dia itu udah tau kok konsekuensinya , dikatain ‘tolol’ balik cuma akan bikin dia seneng 😀

    udah biarin aja

    cara yang baik menurut kita, belum tentu baik menurut orang lain, begitu juga bahasa

    bahasa tulisan mas joe emang sarkas, tapi nyentil. nasehatin orang pake bahasa yang halus kadang2 bosenin 😀

    sebagian orang cocok dinasehatin dengan cara disentak. termasuk saya 😀

  • rizal |

    gak usah jauh2. itu lho orang2 syiah di madura. kongkret. mereka orang indonesia. sodara kita dari pintu yang paling dekat. nabi muhammad itu sanjang, kalau memberi sayur itu berilah yang peling dekat dengan pintumu. gak peduli islam atau bukan. lha ini jelas2 orang islam. perintahnya ada.

    maaf, kalau saya jelas gak pernah tertarik dan simpatik dengan isu palestina israel. itu politik semua kok. jangan bawa2 masalah agama. keduanya bukan bela agama-menurut saya. mahasiswa2 yang demo2 itu korlapnya juga politis, biar dilirik parpol digaet jadi caleg atau minimal pengurus partai. cih…

  • TYRA |

    sodara kita dari pintu yang paling dekat. nabi muhammad itu sanjang, kalau memberi sayur itu berilah yang peling dekat dengan pintumu. gak peduli islam atau bukan

So, what do you think?