Kamu dan Teman-teman Kita

Nduk, cah Ayu, sungguh, sungguh kuapresiasi caramu berjuang melupakanku. Semua aksesku menujumu – Fesbuk, Twitter, Y!M, Instagram, Line, Whatsapp, Path, sampai dengan nomer teleponku – yang kamu blok itu, sumpah mati, itu bukan masalah buatku. Kuhargai perjuangan mati-matianmu.

Tentu aku bisa bilang itu bukan problem buatku karena aku lumayan sadar betul tentang kapasitas diriku; wanita mana yang pernah bermain-main denganku yang kemudian sanggup melupakanku? Bukan problem karena aku tahu, aku pernah memainkan peran krusial yang menentukan arah hidupmu saat ini. Maka ini bukan sekedar tentang sun terakhir di sudut gelap salah satu tempat yang tak jauh dari Bundaran HI waktu itu.

Waktu itu kamu masih tertawa-tawa denganku setelahnya, meskipun setelah dari setelah dari setelahnya lagi kamu merasa berdosa padanya, laki-laki yang sudah kamu putuskan untuk menerima proposal pernikahannya.

Tapi ini bukan tentang itu. Ini bukan tentang aku atau apapun memorimu denganku. Ini tentang teman-temanku yang juga teman-temanmu alias teman-teman kita.

Bukan perkara besar ketika kamu mencoba mengenyahkanku dari hidupmu. Cuma saja sesorean sampai malam tadi aku diprotes oleh mereka. Katanya, kamu menjaga jarak, kalau tidak mau disebut menjauhi mereka.

Nduk, cah Ayu… Hei, silakan kamu menghindariku. Tapi jangan jauhi mereka hanya karena mungkin saja keberadaan mereka dalam hidupmu sedikit-banyak bakal memicu memorimu tentang mereka di mana tentu saja di situ ada memori tentang kita. Aku paham, 9 tahun itu memang waktu yang lumayan lama πŸ™‚

Jadi kalau kamu kebetulan membaca tulisanku ini (aku tahu, pasti ada masanya ketika kamu tiba-tiba kangen lagi denganku), mbok ya tolong, mereka itu teman-temanmu juga, kalian pernah sama-sama mengumbar tawa. Maka tidak perlu menjaga jarak dengan mereka.

Bagaimana? Aku egois ya, masih nekad memohon padamu setelah kita sebenarnya tidak terlalu perlu lagi bertegur-sapa? Tapi aku memang egois. Aku tidak suka disalahkan oleh mereka sebagai biang penyebab kenapa kamu mendadak juga bersikap dingin pada mereka.

Paham?


Facebook comments:

7 Comments

So, what do you think?