Kisruh CPNS dan Cerita-cerita Lainnya

Jadi Pegawai Negeri Sipil memang kayaknya masih jadi mimpi buat banyak orang di Endonesa, atau at least mimpi bagi orangtua-orangtua tentang masa depan anak-anaknya πŸ˜‰ Makanya aku ndak heran kalau setiap ada lowongan buat jadi Calon Pegawai Negeri Sipil berjubel manusia di Endonesa rame mendaftar. Bayangan mereka mungkin sama denganku. Mitos masuk kantor, kerja nyantai, nyruput kopi sambil baca koran, dan tau-tau terima gaji, boleh jadi cukup mengenakkan bagi beberapa makhluk Tuhan, baik itu yang paling, cukup, tidak terlalu, atau bahkan blas ndak seksi. Belum lagi iming-iming jaminan kesehatan, hari tua, juga tunjangan pendidikan, semua itu cukup membuat banyak orang jadi gelap mata.

Yang model begini juga lumayan jadi lahan nyari duit buat oknum-oknum ngasal yang menyasar mereka para pelamar CPNS yang juga sama ngasalnya. Bertumpuk buku tips dan trik lolos psikotes banyak dipajang di Gramedia atau juga Toga Mas. Beberapa lembaga abal-abal bahkan nekad ngadain bimbel buat lolos psikotes CPNS dengan biaya yang nggak murah yang herannya, kok, ya peminatnya juga banyak? Kapan hari kemarin aku malah ketemu adik kelas sealmamater yang dulunya kuliah di Fakultas Hukum kampusku yang ke-gap ikutan bimbel psikotes buat CPNS. Waktu kutanya, memangnya ikutan bimbel gituan diajari apa tho di sana, jawabannya cukup membuatku mengerutkan kening sejenak. Si gadis itu menjawab, “Oh, diajarin cara ngerjain tes pake otak kanan, Mas. Selama ini kita, kan, ngerjainnya pake otak kiri. Nah, kalo pake otak kanan hasilnya bisa beda.”

Beh! Lagi-lagi dikotomi otak kiri dan otak kanan… Aku, kok, ya sulit percaya ada hal semacam itu ya? Kalopun ada, menurutku itu ya cuma bahasa dagang aja. Lha, kalo selama ngerjain tes itu sampeyan cuma pakai otak kanan, sampeyan ngapainkan otak kiri sampeyan itu? Begitu juga sebaliknya.

Kata Lulu, temen nge-date yang lulusan Psikologi Unpad itu (dan juga teman nge-date-teman nge-date-ku lainnya yang kebetulan kuliahnya di Psikologi), yang namanya psikotes itu nggak bisa diakalin babar blas. Yang bisa kita lakukan cuma mengoptimalkan kesegaran otak sebelum tes. Cukup istirahat dan cukup energi itu kuncinya. Memang, ada kondisi di saat badan kita nggak terlalu fit yang bisa mempengaruhi hasil tes kita (biasanya hasilnya bakal sedikit lebih buruk dibanding kalo kita pas dalam kondisi puncak). Tapi yang namanya trik ngerjain psikotes? Aih, nehi…

Nah, cukup segitu saja bahasanku seputar akal-akalan psikotes CPNS. Sekarang marilah kita beranjak pada kekisruhan pengumuman hasil tes CPNS tahun 2012 ini.

Seperti yang sudah kita ketahui bersama, tes CPNS tahun ini diadakan serentak buat semua departemen pemerintah tanggal 8 September kemarin. Ini sekaligus mencegah adanya pelamar yang tes di 2 departemen yang berbeda. Jadilah kalo misalnya si pelamar nggak lulus tes di departemen A, dia nggak bakal bisa bergumam, “Ah, masih ada lowongan tes di departemen B, C, dan D besok ini.” Soal ujiannya pun setipe. Konon semuanya dicetak dan dikeluarkan sama Peruri. Jadinya ya teknis pelaksanaannya mirip-miriplah sama tes SNMPTN.

Dan aku punya sejawat bernama-panggilan Joseph yang lolos seleksi administrasi di 2 departemen berbeda, BKPM dan BPK. Atas dasar pertimbangan yang disimpan rapat-rapat oleh yang bersangkutan sendiri, karena sistem tes yang sudah ta’jelasin di paragraf sebelumnya, Joseph yang bukan seorang nabi ini akhirnya memilih BPK sebagai sasaran tembaknya.

Singkat kata singkat cerita, Joseph melewati seluruh rangkaian tes sesuai prosedur yang ada. Polemik hasil tesnya baru muncul kemudian setelah pengumuman hasil tes dari seluruh departemen yang membuka lowongan, yang rencananya ditayangkan di situsnya Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, yang sedianya dilaksanakan tanggal 17 September kemarin diundur jadi tanggal 19 September. Kompas pun rencananya juga ikut serta menayangkan pengumuman kelulusan tersebut.

Tapi, olala…apa lacur (tolong jangan tambahkan “pe” di depannya), pengumuman terbesut, aeh, tersebut dibatalkeun dengan alasan yang…yang…yang begitulah… Ente bisa menilai sendirilah bagaimana kebiasaan birokrasi pemerintahan di Endonesa ini. Intinya, nggak jadi ada pengumuman. Wis. Titik.

Dengan kondisi yang seperti itu, ditambah dengan isu-isu yang sudah ngetop seputar penerimaan CPNS di Endonesa ini, wajar jika pada akhirnya aku ikutan su’udzon, jangan-jangan ada udang di balik bakwan, jangan-jangan ada main mata, jangan-jangan ini semua akal-akalan permainan mafia tes CPNS untuk meloloskan mereka-mereka yang goblok tapi berduit alih-alih lebih mengutamakan kemurnian hasil tes para peserta itu sendiri. Bisa jadi, kan? Lagian, mafia jenis apa tho yang nggak ada di republik ini?

Tanggal 20 kemarin barulah akhirnya Joseph bisa mengakses pengumuman tersebut di situsnya Menpan. Nilainya? Oho, lumayan tinggi. Total skor milik doi adalah 66. Cocoklah kalo makhluk berbodi subur itu nantinya didapuk jadi pemeriksa di BPK. Toh – sepanjang yang aku tau – tidak ada masalah dengan intelegensianya. Kalo bermasalah, manalah mungkin yang bersangkutan bisa jadi ketua himpunan mahasiswa jurusan di universitas yang (konon) nomer 1 di Endonesa ini.

Tapi pengumuman yang dikeluarkan Menpan itu ternyata hanyalah sebatas pengumuman skor total milik peserta dari tes CPNS kemarin. Bukan pengumuman kelulusan. Untuk status lulus-tidaknya, Joseph harus menunggu pengumuman resmi dari BPK di situsnya.

Oke, penantian pun dimulai, sampai akhirnya pagi tadi dia ngirim kabar ke aku. Dia gagal. Dia nggak lulus. Tentu saja aku nggak percaya begitu saja. Nilai segitu, kok, nggak cukup buat lulus?

DNA James Bond-ku pun terusik. Aku iseng, apa iya Joseph ndak lulus? Masak tho? Aku pun dolan ke situsnya BPK tadi itu, membuka pengumumannya, mencari formasi yang dilamar sama Joseph, dan mendapati fakta… Namanya memang tidak tertera πŸ™

Kalau aku nggak sering kemping bareng dia, mungkin aku nggak bakal curiga. Tapi berhubung aku cukup tau kapasitas otaknya (terutama fakta bahwa dia mampu menghitung angka lebih cepat daripada aku yang disebut sebagai “otak paling cepat se-Soropadan CC XII/32 C” ini) ya jelaslah aku merasa ada yang patut dipertanyakan dari hasil kelulusan CPNS BPK ini, apa iya peserta lulus lainnya memang punya nilai jauh di atas nilainya Joseph?

Aku iseng, kuambil beberapa sampel nomer peserta dari situsnya BPK. Kuambil dari formasi yang sama, kukros-cek ke pengumuman total nilai milik Menpan, dan kudapati bahwa beberapa peserta nilainya ternyata di bawah Joseph. Ada yang dapat 63.5, ada yang 62.5, ada juga yang 58. Kalo mata dan otakku belum mblawur, pecahan desimal tersebut tentulah nilainya berada di bawah angka 66. Ada apa ini?

Tidak ada penjelasan mengenai hasil kelulusan itu diambil dari parameter apa. Pada faktanya total nilai milik Joseph berada di atas 3 sampel di atas. Kalaulah ada penjelasan tentang parameter pembeda lainnya yang menentukan lulus-tidaknya peserta, misalnya adu ganteng-gantengan, mungkin keputusan di atas bisa diterima. Tapi selama tidak ada penjelasan apa-apa, prasangka tiap orang pada umumnya, pastilah yang menentukan lulus-tidaknya seorang peserta adalah skor total milik peserta itu sendiri. Lha, ini? Jelas-jelas bijine Joseph luwih duwur ketimbang sing liyane, kok, ya…

Yang model begini ini, tentulah semua jawaban yang mengandung unsur “mungkin” dari pihak-pihak yang tidak berkompeten dan tidak bertanggung-jawab tidak bisa diterima begitu saja 😈

Tambahan kasusnya, aku mencoba ngecek lalu-lintas Twitter seputar CPNS hari ini. Babobabooo… Aku mendapatkan rentetan mention yang mengarah ke akunnya Azwar Abubakar, Mantri, aeh, Menteri PAN kita itu, yang mengeluhkan hal yang sama yang terjadi pada Joseph. Intinya, Joseph tidaklah sendirian. Sampai dengan ada keterangan yang jelas kenapa bisa terjadi hal yang seperti ini, rasa-rasanya aku ndak bisa, dong, disalahkan kalo aku merasa ada “sedikit” akal-akalan mafia CPNS di sini.

Dan sedikit gosip buat kalian, duhai sidang pembaca yang terhormat, aku sendiri kemarin juga iseng-iseng berhadiah (berhadiah kenalan sama gadis cantik, maksudku) ikutan tes CPNS ini di departemen yang berbeda dengan Joseph. Sampai sekarang belum ada pengumuman resmi lulus-tidaknya aku, meskipun lewat bocoran yang kuterima dari orang dalam di departemen yang bersangkutan – yang kebetulan sejawat pula denganku di Gadjah Mada dulu – mengatakan bahwa namaku tercantum sebagai salah-satu peserta yang lolos uji emisi. Hanya saja, kata-kata penutupnya yang kuterima dari obrolan chatting (dan kukopi-peistkan berikut ini) semalam yang menyebutkan: “emg durung di publish jo.. td masih off the record. Tp kl tdk salah liat siy td ada namamu. Semoga tdk dirubah lg =p”, cukup membuatku lumayan bertanya-tanya dengan kalimat terakhirnya πŸ˜‰


Facebook comments:

One Comment

  • rehana |

    Assalamu Alaikum wr-wb.
    Sya IBU REHANA SINTA S.Pd seorang guru PNS di SD NEGERI TOMILITO tepatnya di GORONTALO mau berbagi cerita kpda para guru2 yg belum menerima sertifikat.Sbgai guru walaupn sdah terangkat jdi PNS memang sharusnya sy jga sdah mendpat sertifikat krna sy mengabdi sdah hampir 11 thun kurang lebih.Sy mulai mendftar sertifikasi thun 2012 namun nama tdk trdaftar,di cek d kab katanya transif nilai tidak terkirim.pendftran 2013 ikut lgi,tpi katanya tdak memenuhi syarat.waahhh sya jdi bingung juga nih.
    Tpi pas hri guru thun 2013 lalu,sy kebtulan ketemu teman guru juga,teman akrab wktu msih kulian di MANADO dn sy sempat bercerita mengnai msalah sertifikasi dn menceritakn pengalamn wktu ikut mendftar sertifikasi 2x tpi tak dapat hasil.kebetuln teman sy ini,memberikan sy dukungan dn membntu sya memberikan no.tlpon BAPAK DARSONO (Kasubag Data dan Informasi ) yg bekerja di LPPMP PUSAT,beliau in jga yg telah membantu teman sy wktu ikut sertifikasi dn sdah menerima sertifikatnya jga thun 2014 in.Dn akhirnya sy mencoba hub BAPAK DARSONO ,mengikuti arahan beliau dn akhirnya beliau jga dngan senang hati merespon dn siap membantu sya dn menyuruh mengirimkan berkas melalui email.Berkat bantuan beliau inilah smpai akhirnya alhamdulillah sya lulus dn sdah dpat SERTIFIKAT sya di thun 2014 in.
    Jdi para teman2 guru2 yg belum medpatkan sertifikat dn btuh bantuan,anda bisa hub BAPAK DARSONO (Kasubag Data dan Informasi ) di LPPMP PUSAT di no.tlpon beliau 0856 5698 7375,siapa tau beliau masih bsa membntu anda.Mdah2an pengalamn dn cerita sya in bsa bemamfaat bgi para teman2 guru.trimaksih wassalam alaikum wr,wb.

So, what do you think?