Warning: call_user_func_array() expects parameter 1 to be a valid callback, function 'coliseum_easy_horst_heating' not found or invalid function name in /home/satchd01/public_html/diary/wp-includes/class-wp-hook.php on line 324

Terinspirasi Quote Sendiri

Bicara soal narsis dan tidak narsis, banyak orang yang kenal sama aku yang bilang kalo aku ini narsis akut menjurus sombong. Tentu sahaja daku tidak terima. Menurutku, narsis itu beda dengan memaparkan fakta. Aku toh tidak mengagumi diriku sendiri, dan aku cuma mengatakan apa yang memang (bisa) kulakukan. Kalo aku bilang aku ini ganteng, memang, sih, ini perkara yang subyektif. Tapi ya fakta itu yang diproses sama sel-sel otakku ketika aku nunut dandan sambil ngaca di kamar adikku. Tampang yang kulihat di cermin itu menurutku memang tampan. Ketampanannya bahkan cuma bisa kalah jika dan hanya jika Nabi Yusuf masih hidup sampai sekarang. Jadi, ya mau bagemana lagi, coba?

Tapi aku ndak marah kalo ada yang mengataiku narsis. Aku ndak hobi ngamuk, apalagi ngamuk sama cewek (cantiq). Itu tabu. Maka biarkanlah mereka bilang aku ini narsis kalo definisi narsis itu sendiri bisa berupa mengagumi setengah mati hal-hal yang sudah ta’lakukan, seperti yang terjadi barusan:

Hari ini libur Nyepi. Sesorean ini kerjaanku cuma blogwalking sampai akhirnya tersesat ke blognya Rukia dan mendapati tulisannya yang akhirnya rame membahas masalah – yang kusimpulkan secara sepihak dengan semena-mena – “apakah kalo seseorang itu murtad dari Islam, maka dia bisa dibilang salah pilih?

Tentu saja masalah agama ini juga masalah yang subyektif. Salah pilihnya dari sudut-pandangnya siapa dulu? Karena toh kita yang di sini ini pada belum pernah mati semua, jadi nggak bisa cerita-cerita kalo ternyata di akhirat nanti Tuhan itu meridhoi dan melaknat agama yang mana.

Maka mulailah aku ngarang-ngarang kalimat, iseng-iseng urun komentar:

saya ndak bisa nge-judge sebelum nanti ketauan bagaimana akhirnya. cuma dalam takaran saya sendiri, saya bisa saja memposisikan diri sebagai seorang striker dan mencetak banyak gol kemudian ngetop dan jadi pujaan manusia sedunia melebihi pele. tapi saya enjoy berada di posisi midfielder daerah kanan; dan inilah posisi yang saya pilih di lapangan bola.

tujuan kami setim (mungkin) sama: sama-sama pengen menang dengan menemukan nirwana kami sendiri di posisi masing-masing. tapi perkara siapa yang jadi man of the match, biar yang berhak menentukan yang mengumumkan hasilnya πŸ˜€

Dan, gila, ya? Ternyata aku bisa sebijak itu. Nggak rugi aku ini jadi sarjana komputer lulusan u-ge-em 😈


13 Comments

  • lambrtz |

    β€œapakah kalo seseorang itu murtad dari Islam, maka dia bisa dibilang salah pilih?”

    Ini, di blog dia, bagian mananya? πŸ˜•

  • dana |

    Kesimpulanku juga begitu Joe pas membaca tulisan Rukia tersebut. Tapi dah dijelaskan yang bersangkutan bahwa yang dia maksud salah pilih adalah teman-temannya yang memilih jadi atheis.

    Saya memilih menyudahi diskusi walau sebenarnya tetap tidak merasa sreg, teman teman atheis itu dihakimi sebagai salah pilih.

  • Yang Punya Diary |

    aaa… itu bisa dianalogikan sebagai memilih tidak bermain bola, kalo saya πŸ˜€ kalo nanti man of the match memang ga dapet apa-apa, mereka boleh bersyukur gara-gara nggak ikutan ngabisin stamina di lapangan. tapi kalo ternyata memang ada hadiah mobil buat man of the match-nya, mereka sudah kehilangan kesempatan dapet mobil gratis. di piala toyota biasanya dapet hadiah mobil toyota versi terbaru, soale :mrgreen:

  • dana |

    Wah, analogi yang memancing saya berpikir.

    Kalo gitu, saya mikirnya gini, bahwa mereka memang tidak memilih untuk tidak ikut dalam permainan bola waktu itu karena tidak tahu asyiknya main bola. Namun setelah merenung-renung sambil kadang menonton teman-temannya yang begitu senangnya bermain bola, kemudian menyadari bahwa main bola itu memang mengasyikan. Kemudian akhirnya mereka memutuskan untuk mulai kembali ikut dalam permainan bola. Dan di pertandingan selanjutnya mereka sudah riang gembira terlibat dalam permainan bola. Dan akhirnya berhasil mendapat mobil toyota sebagai man of the match. Mereka mendapatkannya karena permainan mereka menjadi lebih bagus, hasil dari pengamatan selama cuma jadi penonton.

  • Rukia |

    Ada alasan kenapa Atheis itu menurut saya salah pilih, karena saya pun sempat nyaris memilih menjadi seorang ahteis namun jangan tanya alasannya, dan saya bersyukur karena Allah berhasil menegur saya dengan kejadian yang nyaris menghilangkan nyawa saya. Sejak saat itu saya mulai mencari Allah dengan cara saya, bukan dengan segala macam doktrin yang terkadang memuakan, dan sekarang di sinilah saya memilih bersama Islam.

  • grace |

    dan saya sekali lagi terkagum2 dengan analogi mas joe yang selalu menarik!
    kok bisa sih mikir smpe sono?
    πŸ˜€

  • livia |

    β€œapakah kalo seseorang itu murtad dari Islam, maka dia bisa dibilang salah pilih?”
    hanya Allah yg tau, manusia hanya bisa berpendapat dan pendapat yg baik hrs dilandasi dg pedoman..

  • ipi |

    semua org punya pilihan, entah itu atheis ato beragama, entah itu narsis atau tdk…
    Dan sampeyan telah memilih narsis dan beragama πŸ˜€

  • Yang Punya Diary |

    dana:::
    absolutely agree 8)

    Rukia:::
    saya juga. tapi ta’usahakan pandangan saya tidak langsung bersentuhan dengan ketuhanan. saya lebih milih untuk memandangnya sebagai peminimalisiran resiko kalo harus berhadapan dengan teman yang atheis: kalo tuhan memang nggak ada, ya nothing to lose-lah saya :mrgreen:

    grace:::
    sepakbola mengajarkan banyak hal pada saya, nyahahaha

    livia:::
    that’s it..that’s it πŸ˜€

    yang punya masLUQMAN.com:::
    jawabannya jelas. cadangannya adalah hernan crespo! dia jarang diturunin jose mourinho, soale :mrgreen:

    ipi:::
    ups, maap! saya hanya membaiat diri sebagai salah satunya, tidak sekaligus narsis dan beragama πŸ˜›

  • wira |

    Ibarat dari denpasar mau ke Jakarta, kan bisa naik Bus, Travel, Pesawat, bahkan jalan kaki.. Semua punya pilihan masing2, entah apa yang terjadi di perjalanan, hendaknya kita menghormati orang lain yang juga memiliki tujuan sendiri, asalkan tidak saling mengganggu. Bukan begitu Joe?

So, what do you think?