Ketika Penyakit Latahku Kambuh: Israel-Palestina

Kata temenku, yang (keliatan) alim, yang nggak ngerokok, yang nggak mbokepan (kayak Destian juga Bram), yang nggak pernah nggodain cewek lewat di depannya sambil ngomong, “Mbak, Mbak, es teh, Mbak?” (dan kalo ceweknya cuma mlengos, maka kata-katanya bakal disambung, “Wooo… Ayu-ayu ra gelem es teh. Es jeruk, wis. Piye, Mbak?”), yang nggak pernah nenggak Vodka dicampur Kratingdaeng plus Green Sands, kata dia, nih, nanti menjelang kiamat bakal ada perang besar antara Muslim versus Yahudi. Dan nggak kayak kejadian sekarang yang rudal-rudal Yahudi merajalela di permukiman sipil Palestina, Yahudi besok bakal kalah total. Gantian terbantai. Yang beruntung belum terbantai bakal lari terbirit-birit nyari tempat yang kira-kira aman buat sembunyi. Kata dia, bahkan pohon atau batu pun bakalan bisa ngomong ke orang Muslim, “Mas, Mas, ente Muslim, Mas? Ini, lho, ada orang Yahudi sembunyi di belakang saya. Ayo cepet disembelih aja daripada bikin rusuh terus di dunia.”

Itu kata temenku yang (keliatan) alim itu tadi. Kata dia, yang ngeramalin bakal ada kejadian kayak gitu itu bukan manusia sembarangan, melainkan Nabi sendiri.

Tentu saja aku jadi agak gimana gitu. Dalam hati, sampai sekarang pun, aku nggak pengen percaya kalo besok bakal ada perang besar kayak gitu. Cuma mau bagaimana lagi? Ini yang ngomong – konon – Nabiku sendiri. Mau nggak percaya, akunya takut kualat.

Tapi ternyata egoku juga nggak mau tunduk begitu aja. Aku nggak pengen ada perang, nggak sekarang ataupun besok-besok. Aku pengen damai, nggak pengen dibikin geram dengan pemberitaan yang berpotensi menyulut sentimen keberagamaanku. Aku pengen semuanya berjalan dengan tenang-tenang aja di dunia ini. Jadilah aku sekarang malah berharap semoga saja Nabiku – kalo memang dia ngomong begitu – lagi bercanda pas ngeramalin perang itu. Sama kayak aku yang misuh, “Matio wae kowe, Per!” ke Radit Ceper pas aku lagi agak mangkel gara-gara dia maksa terus minta dijajanin es teh.

Dan kalopun Nabiku nggak lagi bercanda, aku berharap temenku itu yang salah baca literatur atau kupingnya lagi ngawur pas ndengerin khotbah-khotbah para ustadz. Tapi kalo misalnya Nabiku memang lagi nggak bercanda dan temenku itu dalam keadaan sehat wal afiat, apa aku ini salah seandainya aku pengen menolak mentah-mentah sabda Nabiku sendiri?

Sampai saat ini aku masih nggak bisa nerima kalo besok diramalin bakal beneran ada perang besar antara Muslim dan Yahudi, sekalipun yang bilang gitu itu Nabiku sendiri. Atau setidaknya aku kepengennya Nabiku pas ngomong kayak gitu itu sebenernya lagi ngetes mental umatnya sendiri: bakal lebih terprovokasi dengan bego untuk membuktikan ucapannya atau bakal memilah-milah dengan cerdas demi teladan dari Sang Nabi sendiri, yang selama ini kukenal sebagai perdamaian dan kasih-sayang untuk Islam yang rahmat bagi semesta alam.

Maka seperti kata Hugo Chavez yang berani memulangkan dubes Israel dari negaranya, Israel-Palestina ini bukan konflik agama. Ini konflik kemanusiaan!


Facebook comments:

75 Comments

  • aanontario |

    To : Saidedwin

    Gencar banget kamu pengen membela saudara seiman di Palestina. Sudah berbuat sesuatu atau cuma bisa bersilat lidah ? Kontak itu organisasi kemanusiaan yang berusaha menolong korban-korban. Mereka butuh makanan, obat-obatan dan banyak hal yang lain. Sumbang sesuatu untuk meringankan penderitaan mereka. Debat kita tidak akan mengenyangkan perut mereka atau mengobati luka.

  • milham |

    @yang punya diary
    Jika saya harus berperang, saya memilih berperang demi agama saya ketimbang perang demi kemanusiaan.

    Agama kita juga manusiawi. Jelas kata nabi tidak boleh membunuh wanita dan anak-anak dalam perang sekalipun.

    Dan perang demi agama, bukan berarti membela yang seagama kita saja.

    kalo sudah sampe palestina, misalnya (misalnya, nih), di depan sampeyan ada orang kristen minta tolong dan jauh lebih di depan lagi – sekitar 500 meter – ada sodara seiman yang minta tolong, mana yang bakal sampeyan dahulukan

    Dalam kasus diatas, jika orang kristen itu adalah korban, kita tolong juga. Jika dia musuh, maka dia tawanan yang diperlakukan seperti tawanan. Dan perlakuan tawanan dalam islam adalah manusiawi, salah satunya dirawat juga.

    Klao masalah prioritas, sepertinya anda bisa mengecek mana yang lebih membutuhkan pertolongan!

    solusi untuk palestina saya updated:

    http://milham.wordpress.com/2009/01/18/solusi-seruan-solidaritas-untuk-palestinaupdated/

  • Yang Punya Diary |

    teyblo:::
    israel, meski tidak secara keseluruhan, saya tau kalo mereka memang semena-mena. tapi entah kenapa saya masih nggak rela aja kalo perkara perang ini disebut sebagai perang dengan latar-belakang agama 😀

    milham:::
    kita kerucutkan kembali, ham.
    sejak awal aku berpedapat: the issue about Israel-Palestine is not a religious conflict. It is a conflict of humanity.

    karenanya aku menyayangkan aja kalo ada yang kepengen mengatasnamakan agama dalam perkara ini. bukan apa2, ketika agama sudah dijadikan sandaran dalam suatu konflik yang absurd kayak sekarang ini, maka penyelesaiannya sulit ditemukan ujungnya, kayaknya.

    yeah, masing2 pihak bakal berpendapat kalo mereka ‘cuma sekedar’ menggenapi nubuat dalam ajaran agamanya masing2. yahudi bakal bicara kalo itu adalah tanah pemberian tuhan untuk mereka yang harus mereka rebut kembali. tuhan sendiri yang menjanjikan hal itu kepada mereka. sedangkan kita yang muslim mungkin juga bakal berpijak, “oh, ya ayo. ayo perang. ini sesuai dengan ramalan nabi kami sendiri, kok, bahwa kami memang harus memusnahkan kalian.”

    aku sendiri sampe sekarang masih condong di pihak palestina. cuma, aku nggak pengen keberpihakanku ini dinilai karena dilatar-belakangi sentimen keagamaan. pandanglah dari sudut yang lebih enak untuk ditemukan solusinya. pandanglah hal ini sebagai konflik kemanusiaan. setidaknya hal itu bakal keliatan lebih plural.

    orang yang di luar agama islam belum tentu mereka mengerti alasan yang kamu kemukakan. yang bakal mereka tangkap mungkin cuma sebatas, “oh, si ilham berperang demi membela agamanya.” ketika kita mengatasnamakan agama kita sebagai alasan untuk membela orang2 palestina, bagi mereka sah2 saja untuk berpendapat kalo yang bakal kita perjuangkan adalah kemaslahatan (pemeluk) agama kita sendiri saja. mereka mungkin nggak sempat kepikiran untuk memahami bahwa:

    Agama kita juga manusiawi. Jelas kata nabi tidak boleh membunuh wanita dan anak-anak dalam perang sekalipun.

    Dan perang demi agama, bukan berarti membela yang seagama kita saja.

    (sejujurnya, bahkan aku pribadi pun juga berpendapat, ketika ada yang pengen ke palestina untuk alasan agama, sangat besar kemungkinannya kalo orang itu bakal lebih mengutamakan hal2 yang memiliki ikatan dengan rasa keberagamaannya sendiri ketimbang hal yang lainnya yang boleh jadi mungkin sebenarnya lebih krusial dibanding sekedar simbol keagamaan)

    agama itu sesuatu yang sangat subyektif, soale, ham. toh di palestina sana yang dilibas israel bukan cuma orang islam sahaja. jadi kenapa kita tidak memakai definisi yang lebih bisa untuk diterima khalayak umum? 🙂

    yang punya bramantyo.com:::
    matio wae kowe, ndut 😛

  • atheisatauagama |

    KALIAN SEMUA berpikir bahwa Palestina harus dibela karena MEREKA ADALAH SAUDARA, karena ada Mesjid yg turut hancur. Bahkan memberikan perumpamaan, apabila saudaramu dibunuh di depan matamu apakah kau tdk membela?
    Berdasarkan analogi ini tampaknya benar. Tapi….
    Terlalu sempit……
    Dunia hanya kalian bagi berdasarkan agama. Jika agamanya sama maka saudara, jika berbeda maka bukan saudara.
    Berdasarkan pemikiran ini berarti agama hanya membeda-bedakan orang, padahal kita adalah saudara entah kita ini orang Amerika, Eropa, Afrika, Asia, Australia.
    Agama seharusnya membawa kebaikan (Manfaat) daripada Mudlarat. Tapi kenyataannya, agama membawa dampak buruk lain, yaitu pembeda-beda, kau saudaraku dan mereka bukan saudaraku.
    Pemikiran saudara kita di atas bahwa kita harus mengampuni orang yg membunuh saudara kita adalah benar jika kita menganggap semua adalah saudara, dan dianggap salah jika menganggap bahwa saudara hanyalah mereka yang beragama sama saja.
    Nah, sekarang anda tinggal pilih mana?
    Apakah ada manusia yg bukan diciptakan Tuhan?
    Jika semua manusia berasal dari Tuhan, maka kita bersaudara.
    Sekarang pilihan di tangan kita, kita mau berpikiran sempit atau luas ? Naif atau comprehensive?
    Itu sebabnya banyak orang yang mulai menjadi ATHEIS, kenapa? Karena melihat agama juga membawa dampak buruk mengkotak-kotak orang dan agama dijadikan alat untuk melegalkan pembunuhan atau pembalasan yg tak kunjung habis. Beberapa korbannya ada di sini semua. Ya… kalian semua !

  • atheisatauagama |

    Dan Ingat ! Selama bumi masih berputar, selama manusia masih ada di muka bumi, MASALAH AKAN TETAP ADA.
    Setiap hari ada saja yg namanya masalah. Namanya juga hidup ini dinamis. Bahkan masalah yg SUPER RUWET ! Seperti benang kusut yg tak karuan.
    Tetapi….. masalahnya sekarang….. bukan terletak pada masalah itu sendiri, tetapi….. bagaimana CARA MENGHADAPI MASALAH ITU.
    Cara menghadapi masalah itu tergantung dari latar pendidikan kita juga. Tapi masalahnya…. Bangsa Indonesia adalah termasuk bangsa yg pendidikannya terendah di dunia. Bangsa-bangsa di kawasan Arab jauh lebih berpendidikan daripada Indonesia, makanya mereka memandang permasalahan itu lebih comprehensive. Bukannya orang Arab tidak mau membela ‘saudara’, tapi mereka itu LEBIH COMPREHENSIVE cara pikirnya daripada orang Indonesia.

  • saidedwin |

    yang sempit pikirannya siapa sebenarnya. agama mengatur hubungan dengan manusia dengan tuhan manusia dengan manusia manusia dengan lingkungan. agar ada keteraturan dibumi ini karena tuhan tahu apa yang kita tidak tahu karena dia menciptakan semua makhluk hidup, silakan kamu memilih menjadi atheis karena itu pilihanmu tapi jangan menyalahkan orang lain jika salah memilih jalan lalu mentok. kalo cuma karena masalah persaudaraan dalam islam kamu memilih untuk ngga beragama yang pikirannya sempit itu siapa? apa kamu ngga mau berterima kasih dengan tuhan yang sudah ngasih makan sudah memberi kamu nafas, diberi kesempatan untuk hidup. kalo bicara berpendidikan indonesia ngga kalah kok malah lebih hebat, coba anda bayangin di Arab saudi sendiri demonstrasi dilarang.
    mas lebih baik anda belajar sejarah dan agama lagi. coba tunjukkan dalam sejarah, Islam menjadi pembantai manusia? apa salahnya memiliki persaudaraan dalam agama? kalo gitu juga salah donk persaudaraan yang lebih besar kayak antar negara?

  • the hermawanov |

    memang betoel kang, yahudi tdk sama dgn israel dan zionis. secara diantara umat yahudi pun ada yg menentang zionisme dan pembentukan negara israel, contohnya neturei karta (cmiiw).

    tp, israel sendiri, menurutku ya tetep peng-ejawantahan dr zionisme itu sendiri. yg dibidani enggris pd waktu itu.

    kembali ke mas’alah konplik israel-muslim, aku malah lebih condong ke kalangan muslim merespon perseteruan dgn yahudi tsb melalui persaingan scr positib. misalkan dlm hal sains, bgmn kalangan muslim bisa menunjukkan kepiawaiannya dlm pengembangan sains, baik di bidang teknis, medis dll.

    dulu peradaban muslim maju karena penguasaan sains & teknologi. sekarang peradaban muslim terpojokkan jg karena kurangnya penguasaan sains & teknologi.

    mereka (yahudi) maju karena bekerja keras utk menguasai sains & teknologi. sudahkah kalangan muslim bekerja sekeras mereka?

  • oRiDo™ |

    pohon gharqad..
    isi hadist nya:
    Hadist riwayat Abu Hurairah ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Kiamat tidak akan terjadi sebelum kaum muslimin memerangi orang-orang Yahudi, lalu kaum muslimin dapat mengalahkan (membunuh) mereka, sampai-sampai seorang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon lalu batu dan pohon itu berseru: Hai orang muslim, hai hamba Allah, ini seorang Yahudi di belakangku, kemari dan bunuhlah dia! Kecuali Pohon gharqad (sejenis pohon cemara atau pohon berduri), karena pohon itu adalah pohon orang Yahudi.

    bahkan orang2 israel pun saking takutnya, mereka menanam ribuan, ratusan pohon gharqad..

  • Nindya |

    Wah Joe, aku salut deh. Iya nih, agak serba salah juga 🙁 Aku ga pengen perang je. Perang itu cape, sedih, banyak korban…

    Setengah berharap semoga aja ga ada perang. Setengah berharap juga kalo kata-kata ‘perang’ dari Nabi itu adalah kiasan.

  • atheisatauagama |

    Seorang AYAH memiliki 18 ORANG ANAK. Di antara anak-anak ini terjadi masalah yg SANGAT PELIK dan rumit untuk diselesaikan, sehingga terjadi permusuhan, benci, dan pertikaian. Mereka terbagi menjadi 5 kelompok yg terdiri dari 2 kelompok bertikai, 1 kelompok netral, dan 2 kelompok pro.

    Salah seorang anak dari kelompok pro yg ‘MERASA’ paling dekat dgn sang Ayah meminta ijin kepada Ayahnya untuk membunuh saudaranya yg dianggap menjadi biang permasalahan. Ia berkata, “Ia bukan lagi saudaraku karena berbeda dan telah membuat masalah, jadi pantas mati.”

    Tapi sang Ayah melarang PEMBUNUHAN dan BALAS DENDAM, karena ia tahu bahwa itu hanya menyelesaikan masalah sesaat. Dan justru membuat masalah tambah rumit.

    AYAH yg adalah manusia saja tahu apa yg baik, masa ALLAH yg jauh lebih teramat mulia malahan mengijinkan pembunuhan ???

    Sayangnya, banyak orang mengira bahwa ALLAH mengijinkan kita membunuh orang lain, karena mereka bukan ‘saudara’.

    Bukankah kita adalah anak-anak Allah ? Umat kesayangan-Nya ?

    Darimana kita tahu bahwa Allah mengijinkan pembunuhan? Pasti dari ‘salah seorang saudara kita’ yg merasa paling dekat dan mengenal Allah bukan? Dan kita percaya begitu saja apa katanya, karena kalau tidak pecaya maka kita dianggap murtad, hukumnya wajib dibunuh juga. Nah tuh, susah kan? Sudah jadi sistem yg kuat.

    Saya rasa pilihannya tinggal dua, kita percaya pada Allah atau pada ‘salah seorang saudara’ yg merasa paling dekat dgn Allah yg menginginkan dan melegalkan pembunuhan ?

    Kalau Allah yg jauh lebih mulia daripada sang AYAH dalam cerita tadi mengijinkan pembunuhan dan balas dendam, hemmm….. nggak Allah-Allahan deh…. nggak Tuhan-Tuhanan deh.

    Tapi saya yakin, Allah itu amat sangat mulia dan bijaksana terhadap milyaran anak-anakNya di muka bumi ini dengan segala permasalahannya. IA tidak mengijinkan pembunuhan dan balas dendam, dan tidak membedakan saudara atau bukan.

    Cuman anda saja yg termakan oleh ‘salah seorang saudara yg merasa dekat’ dgn Allah dan ia membuat legalitas untuk pembunuhan, balas dendam, dan pemisahan umat manusia menjadi antara saudara dan bukan saudara.

    Pikirkan sekali lagi !!!

  • Yang Punya Diary |

    atheisatauagama:::
    ‘kalian semua’, mas/mbak atheis?
    berarti termasuk saya? :mrgreen:
    hati2, lho, dengan generalisasi 😉

    saidedwin:::
    nah, win…
    kamu bisa liat sendiri, kan, ada berapa orang yang ‘salah persepsi’ dengan pernyataan ‘membela agama’? jadi apa masih mau diteruskan bersikeras menggunakan istilah ‘membela agama’ dan memelihara kondisi ‘salah persepsi’? kenapa nggak mencoba mengalihkan ke sudut pandang yang lebih plural? toh hasilnya kayaknya juga jauh lebih enak; islam nggak dipandang sebagai agama yang berpandangan sempit sama mereka yang belum ngerti tentang islam.

    kalo nggak bisa main pake umpang lambung, cobalah ganti memainkan umpan pendek 1-2 di depan pertahanan lawan. jangan memaksakan memakai pola yang sudah jelas nggak bakal berhasil. kitanya capek, pertahanan lawan juga nggak kebongkar-kebongkar.

    ini baru di blogku aja, lho. belum lagi pandangan dari mereka-mereka yang di luar blogku 😀

    the hermawanov:::
    jawabannya boleh diwakili sama saya ndak? gimana kalo saya jawab ‘belum’? :mrgreen:

    oRiDo™:::
    baik hati juga pohon itu, ya? setidaknya dia netral. nggak memihak pembantaian sesama umat manusia. eh, pohon itu kalo bahasa latinnya di biologi apa ya, pak? mungkin saya bakal mengkampanyekan penghijauan dengan spesies pohon itu 😀

    Nindya:::
    semoga harapan kita ternyata adalah jawaban ramalan yang benar. amen!

  • saidedwin |

    kamu buat analogi kurang tepat. masalah yang sangat pelik itu apa, sehingga saudara yang satu ini ingin balas dendam dan dihabisi. kamu cuma bilang masalah ini pelik dan rumit tanpa memberi kejelasan. karena kondisinya adalah didunia islam kondisinya jauh lebih pelik dan lebih rumit, dibandingkan analogi diatas. perlu kamu ketahui umat Islam ngga akan berperang kecuali diserang. terus terang aku jelasin panjang lebar tentang kenapa kondisinya seperti inipun akan sulit dimengerti.
    btw aku ngga pernah bilang aku mau membunuh coba mana kata kataku aku mau membunuh terkecuali ada hal hal yang membuatku terpaksa melakukannya dan itu dibenarkan agama dan hukum.
    targetku cuma mau menolong saudara saudaraku dan menolong masjid Al-aqsa. aku juga manusia lemah aku cuma bisa melakukan apa yang aku bisa. dan untuk memudahkan tujuanku supaya tercapai maka aku menetapkan target yang sekiranya mudah aku gapai. aku bukan superman yang bisa melakukan segalanya tetapi aku juga punya target jangka panjang yang sekiranya sulit dicapai dalam waktu dekat.

  • Yang Punya Diary |

    saidedwin:::
    orang kristen yang dibantai sama israel di gaza, bakal kamu tolongin juga ga? apa keberangkatanmu memang khusus cuma buat nolongin sodara2 aja? 😀

  • firman |

    ya, konflik palestine dah mengarah ke rasis
    yang dicurigai adalah Zionis melakukan pemusnahan etnis palestina

    tapi Alhamdulillah
    disaat hampir 1000 orang meninggal,
    ada sekitar 3000 bayi yang lahir dengan selamat di antara peperangan itu

    Allahuakbar!

  • atheisatauagama |

    Makanya…. jangan jadi orang bodoh.
    Palestina mayoritas Islam, ada juga yg beragama Kristen-Katolik-dll.
    Israel mayoritas Yahudi, tapi ada juga yg beragama Islam-Kristen-Katolik-dll.
    Nah, konflik Israel-Palestina ini kan bukan konflik agama, tapi soal perebutan wilayah.
    Saat Hamas meluncurkan roket ke Israel, warga non-Yahudi ikut jadi korban. Begitu juga saat Israel melakukan balasan serangan, warga non-Islam juga ikut jadi korban.

    Masalahnya, Palestina mencari bantuan lewat sentimen agama, membangkitkan kemarahan negara-negara Islam. Bodohnya & celakanya, negara-negara seperti Indonesia dimana pendidikan rakyatnya rendah, termakan dan ingin membela saudara.

    Coba pikir, negara Venezuela mengusir duta besar Israel, padahal Venezuela bukan negara Islam atau mayoritas Islam. Paus Benedictus mengutuk serangan balasan Israel, padahal dia pemimpin Katolik dan atas nama umat Katolik SELURUH DUNIA. Negara-negara mayoritas Kristen/Katolik/Hindu/Budha juga mengecam serangan balasan Israel, padahal mereka bukan ‘saudara’.
    Tapi mengapa mereka melakukan itu? Itu karena pembelaan yg logis, berdasarkan kemanusiaan & keinginan perdamaian, bukan sentimen agama.
    Bahkan di Amerika sendiri warga-warganya turun ke jalanan mengecam serangan balasan Israel. Bahkan…. negara komunis pun juga mengecam lho…

    Orang Indonesia berdemo di jalanan kan juga membela ? Memang betul. Tapi alasannya lebih dikarenakan membela saudara, sebuah alasan sempit dan naif.
    Itu sebabnya ketika akhir tahun 2008 ketika Rusia melakukan serangan balasan ke Georgia dan menewaskan 300 orang, kamu-kamu semua diam saja, orang-orang Islam nggak peduli. Karena apa? Karena merasa bukan saudara. Egois kan ? Itulah, cinta kasih yg dimiliki orang agama ini hanya terbatas, cinta kasih bersyarat.

    Sementara negara Amerika, negara mayoritas agama Kristen/Katolik/Hindu/Budha, dan Paus Benedictus, bahkan negara Komunis tetap melakukan kecaman terhadap Rusia atas serangan balasannya pada Georgia. Itulah yg dinamakan cinta kasih tak terbatas, tak bersyarat, dan menginginkan perdamaian dunia, bukan cuman perdamaian sesama agama.

    Ngomongin orang kita, susah deh….. kaum inteleknya aja payah. Mulai atas hingga bawah gampang diprovokasi. Tahun 1945 kita merdeka hampir bareng dgn Jepang, tapi lihat gimana Jepang skrg, jadi negara termaju sedang Indonesia negara termundur 10 besar. Saat Amerika masih belum merdeka, negara kita sudah punya Borobudur yg canggih, skrg kita tetap punya Borobudur yg hancur-hancur akibat dibom kelompok ‘radikal’. Sementara itu Amerika sudah seperti skrg, nggak usah disebutin kan udah tahu. Tahun 1980 Indonesia punya Plaza terbesar di Asia Tenggara, Singapura belum segedhe itu, tapi sekarang? Dulu orang China lari kemana-mana karena ditindas oleh komunis yg memelaratkan dan menyengsarakan rakyatnya, dan Indonesia jadi salah satu negara tujuan krn lbh aman. Sekarang China jadi negara super power di Asia, bahkan Amerika mulai terancam secara ekonomi, rakyat China makmur, tapi Indonesia? Kalo dibandingin lebih banyak & lebih jauh, kondisi kita ini stagnan malah mundur. Kita ini isinya demo terus tiap hari. Lebih ngurusi bangsanya orang drpd bangsanya sendiri, emosi gampang dimanipulasi.
    Saat bangsa kita krisis ekonomi siapa yg bantu terbesar? Bukan Palestina kan? Bukan juga negara2 Arab. Yg bantu malahan negara2 yg kita demo tiap hari. Saat kita dihantam Tsunami 220.000 jiwa mati, siapa yg bantu terbesar? Bukan negara-negara Arab, tapi negara2 Amerika dan Eropa yg kita demo tiap hari.

    Rel-rel kereta api di Indonesia yg dipakai hingga saat ini, 80% masih peninggalan Belanda. Jalan-jalan aspal yg dipakai hingga saat ini, 50% masih peninggalan Belanda yg kita demo tiap hari. Yg kita bangun sendiri jalannya lubang2 dan rusak krn kebanyakan dikorupsi.

    Yg diributkan di Indonesia bukan bagaimana membuat rakyatnya sehat-pintar-maju, tapi bagaimana melarang dan merusak tempat ibadah mereka yg dianggap sesat. Pokoknya ‘surga’ nomor satu, kan kalo mati di dalam perjuangan agama maka di surga katanya disediakan 70 bidadari cantik. Wah enak tuh, pesta seks tiap hari.

    There must be something wrong !!!

  • Yang Punya Diary |

    saidedwin:::
    alhamdulillah…
    islam memang rahmat bagi semesta alam, tho?
    termasuk buat yang terlahir sebagai keturunan yahudi (seperti aku, andai saja), kan?

    jujur, kadang-kadang aku curiga kalo aku punya beberapa ciri-ciri yang merujuk ke ciri-ciri ala yahudi. habisnya banyak yang bilang ke aku, “dasar yahudi kamu, joe!” :mrgreen:

    firman:::
    yeah..yeah..
    memang zionis itu…
    maka yang perlu diperhatikan adalah bahwa yahudi, israel, dan zionis adalah 3 hal berbeda yang nggak boleh dipukul-rata begitu saja 🙂

    atheisatauagama:::
    ahahaha, saya setuju. kalo boleh digeneralisir, masyarakat kita memang agak jindal (kalo nggak mau disebut sebagai “sangat jindal”).

    ada bantuan masuk dikit aja dari barat, pasti pada nggosip, “ati2…ini pasti bertujuan nggak bener. pasti ada konspirasi barat/yahudi yang terselubung di dalemnya.”

    bukannya bilang terima kasih kalo ditolongin sama yang nggak seagama, biasanya yang islamnya level kampungan malah ngomong, “beh…sekardus indomie? ini pasti bantuan buat kedok kristenisasi.”

    hahaha…

  • nona sheila |

    ahahahahaha…. ternyata masi lanjut di sini… 😆

    barusan kepikiran, kalo orang yahudi agama islam kena damprat juga gak ya :mrgreen: ato orang arab agamanya kaballah…

    indomie kristenisasi?! wah gak lama lagi ada yang nyebut indomie produk yahudi, dan burjo tutup smua 😆

  • atheisatauagama |

    Satu hal lagi yg terlupa & amat penting. Ingat, perang 22 hari kemarin sebenarnya bukan perang Israel melawan Palestina, tetapi Israel melakukan balasan terhadap Hamas (kelompok garis keras).

    Itu sebabnya bangsa Palestina di tepi barat di satu sisi prihatin atas jatuhnya korban sipil, tapi di sisi lain senang juga atas perburuan terhadap Hamas.

    Bangsa Palestina terpisah, ada yg di tepi barat dan ada yg di jalur gaza. Nah, jalur gaza ini belakangan dikuasai Hamas. Bangsa Palestina yg di tepi barat bisa hidup berdampingan dengan Israel, tapi Hamas tidak.

    Kita jangan mau dibodohi oleh Hamas yg meminta simpati atas nama agama Islam. Persoalan mereka bukan karena agama. Lha wong mayoritas rakyat Palestina tidak suka dengan Hamas kok.

    Kalau partai berjubah putih itu berdemo di Jakarta membawa bendera Palestina, pertanyaannya Palestina mana yg dia bela? Palestina yg Hamas kan. Kalau mereka mau jawab bhw mereka membela 1300 rakyat yg tewas, kenapa tidak salahkan Hamas saja? Bukankah Hamas menyimpan senjatanya di lantai bawah rumah sakit, di sekolah-sekolah, dan berlindung di balik rakyat yg tak berdosa, terlebih lagi mereka menyamarkan identitas mereka dengan berkedok sebagai rakyat.

    Kembali ke Indonesia :

    Berdasarkan data yang diterima Bank Pembangunan Asia (ADB) dari riset tahun 2004, tingkat kematian akibat kecelakaan lalu lintas di Indonesia mencapai 30.000 jiwa per tahun, dengan nilai kerugian materi mencapai Rp 40 triliun atau 2,91 persen dari gross product bruto atau pendapatan kotor netto.

    Lebih jauh, dampak lain berdasarkan riset Pemerintah, korban kematian pengguna kendaraan bermotor menyebabkan turunnya tingkat kesejehteraan keluarga masyarakat produktif Indonesia sampai sebesar 62,5 persen.

    Partai berjubah putih berjanggut itu protes atas tewasnya 1300 orang di jalur gaza padahal rakyat kita sendiri mati 30.000 jiwa dalam setahun akibat kecelakaan. KONYOL nggak?
    Kalau tewas akibat perang mah lumrah. Kenapa si janggut putih itu tidak demo supaya tingkat keselamatan di lalu lintas kita ditingkatkan ??? Mikir toh !!! Dipakai otaknya !!!

    Sejak Aceh (daerah Islam) terkena tsunami, Amerika telah menyumbangkan 6 alat deteksi tsunami super canggih bernilai trilyunan. Tujuannya apa? Supaya mencegah atau meminimalkan korban tewas dalam bencana berikutnya. Masa tujuannya Kristenisasi? Makan tuh hasutan janggut putih dengan istilah kristenisasi yg sering mereka gembar-gemborkan. Mana bantuan negara-negara kaya minyak Arab untuk Indonesia? Ada. Apa saja? Yang paling jelas adalah mesjid-mesjid yg megah dan mewah di kawasan pemukiman kumuh. Tujuannya apa? Kalau saya boleh berpikiran negatif, ya supaya kita tetap memeluk agama seerat-eratnya dan menjalankannya sepenuhnya, yg pada akhirnya jika kita naik haji akan mendatangkan devisa yg luar biasa bagi negara-negara Arab.

    Think about it !!!

  • atheisatauagama |

    Berita terkini : 1 Maret 2009

    Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier tiba di Mesir. Steinmeier menyatakan bahwa Jerman siap memberikan bantuan kepada Jalur Gaza senilai 100 juta Euro. Sebelum keberangkatannya, Steinmeier menjelaskan bahwa situasi di wilayah Palestina itu masih rawan. Amerika Serikat menyatakan kesiapan untuk memberikan bantuan senilai 10,8 Triliun.
    Mana itu partai Islam jubah putih berjenggot yg suka demo di Jakarta ??? Kenapa mereka tidak mendemo negara-negara Arab untuk memberikan bantuan ke Gaza. Negara Arab memang kasih bantuan, tapi memalukan, jumlahnya amat kikir. Hanya cukup untuk beli kerupuk orang Gaza. Begitu pula bangsat Indonesia (maaf, maksud saya bangsa Indonesia) yg doyan mendemo Israel, bisanya cuman ngasih bantuan secuil. Bantuan Indonesia sudah habis tuh buat beli permen dan balon anak-anak di Gaza.

  • unda unda |

    wah wah…
    ijin nyimak gan…
    semoga perangnya 200 taon lagi ya…
    supaya ane bisa mati dengan damai…
    ane senang damai gan 😀

So, what do you think?