Valentine buatku memang selalu rame. Rame? Yeah, rame. Rame perdebatan yang keliatan tak berujung-pangkal, meskipun buatku sendiri ujung-pangkalnya sangat jelas. Rame perdebatan tentang halal-haramnya, walaupun buatku halal-haramnya juga sangat kelihatan. Tapi ya itu memang buatku. Standarku nggak bisa disamakan dengan orang lain, begitu juga isi otakku, begitu juga level pemahamanku, semuanya tidak bisa disamakan dengan milik orang lain.
Jadi?
Jadi, ya ketika menghadapi hal-hal yang – rasanya – sudah kumengerti tapi belum bisa dimengerti orang lain, meniru Rasulku, aku cuma bisa berucap, maafkanlah mereka atas ketidak-tahuan mereka.
Dan ini memang tulisan tentang Valentine. Cuma saja aku nggak akan membahas halal-haram Valentine menurut apa yang kuketahui. Aku sudah pernah membahas hal itu, dulu. Dulu sekali. Alhamdulillah-nya sampai sekarang pendapatku masih sama seperti dulu. Dibaca sendiri sana. Jangan malas. Jangan tanya-tanya lagi! π
Yang sekarang aku cuma kepengen bagi-bagi status Twitter dari seseorang yang mencoba membuat propaganda supaya orang-orang pada menolak Valentine. Langsung saja, ini isi status Twitter-nya:
Bagaimana?
Buatku ini agak menggelikan. Menggelikan karena logikanya yang (kayaknya ingin) mengatakan bahwa logika orang-orang yang mendukung Valentine itu pada ngawur ternyata juga sama ngawurnya
Mari perhatikan premis pertamanya: “Perzinaan bs trjadi di luar #valentine”.
Premis keduanya: “Kecelakaan bs trjadi tanpa mabuk”.
Dan kesimpulannya: “dukung #valentine , dukung miras”.
Jadi?
Jadi, ya…sempakakakaka! π
Coba liat, deh, premis 1 memang cocok dengan kesimpulannya. Sama-sama nulis “#valentine”, tapi premis kedua? Apa yang tertulis di situ cocok? “mabuk” dan “miras”? Hei, ini kesimpulan kecelakaannya mau nyalahin mabuknya atau mirasnya?
Itu yang pertama.
Yang kedua, dalam perkara Valentine sendiri – seperti yang kutulis dulu. Dibaca sendiri sana. Jangan malas. Jangan tanya-tanya lagi! π – yang haram adalah jenis kegiatan di dalamnya atau cap “Valentine”-nya? Bagaimana kalo dalam Valentine itu sendiri lantas memunculkan beberapa jenis industri kreatif, semacam tukang jualan cokelat, tukang jualan kembang, tukang jualan kaos couple, berdampingan dengan tukang jualan viagra, tukang jualan kondom, dan pemilik hotel yang kamarnya bisa disewa jam-jaman? Yang mana yang dibolehin dan yang mana yang tidak dibolehin sama agama (Islam), tentunya sampeyan semua bisa menentukan sendiri tanpa harus ta’ajarin lagi, kan? Jadi yang haram apanya, jenis kegiatannya atau merek dagangnya?
(Eh, contoh tukang jualan yang di atas itu sebenernya juga nggak ada yang nggak dibolehin sama agama (Islam), lho. Jualan viagra itu nggak haram. Yang salah adalah si pembeli viagra, kalo viagranya dipake buat nidurin istri orang π Tukang jualan kondom juga nggak salah. Yang salah tetap si pembeli kondom. Itu juga kalo kondomnya kepake buat slintut sama anak gadis orang di luar nikah supaya korbannya nggak hamil. Pemilik hotel jam-jaman juga sah-sah selama hotelnya yang jam-jaman itu memang tidak dikondisikan dengan niatan sengaja disewain buat tempat mesum bebas habis jam makan siang. Siapa tahu aja memang ada musafir yang cuma butuh istirahat selama beberapa jam aja, kan?)
Buatku, menentukan halal-haram hanya dari merek dagangnya bukanlah sebuah hal yang bijak. Dalam konteks Islam, bagaimana kalo kegiatan pas tanggal 14 Februari ini diisi dengan kegiatan mengumpulkan pahala, seperti halnya Sunan Kalijaga merekonstruksi kesenian wayang yang semula bernafaskan Hindu-India menjadi Islam-Jawa?
Kelanjutannya, tentang mabuk dan miras lebih jauh lagi, bagaimana kalo besok aku bikin pabrik air mineral dan kukasih merek “Miras”? Miras versiku itu kira-kira halal atau haram, bikin mabuk atau nggak? Yang haram itu zat yang terkandung dalam miras yang bisa membuat mabuk atau nama “miras”-nya?
Yang ketiga, ini sedikit keluar dari konteks status Twitter di atas, terkait dengan dikotomi mendukung dan melarang. Tidak semua yang tidak melarang itu pasti mendukung, dan tidak semua yang tidak mendukung pasti melarang. Misalnya saja aku ini seorang pendukung Liverpool dan bukan pendukung Manchester United. Aku tidak mendukung Manchester United bukan berarti aku melarang adanya klub berjudul macam itu di Liga Inggris. Begitu pula, karena aku tidak melarang ada klub bal-balan di dunia ini yang berjudul River Plate bukan berarti aku lantas berhak dicap sebagai supporternya River Plate.
Maka yang terjadi adalah aku sendiri bukanlah pendukung acara Valentine. Ini bukanlah hari yang penting buatku karena tema kaos yang biasa kuproduksi demi mencari nafkah bukanlah tema kaos couple. Tapi kalo ada pihak yang berusaha mencitrakan Valentine sebagai hal yang haram nan terlarang cuma gara-gara – konon katanya – itu adalah tradisi dari agama sebelah (yang entah mereka dapat sumber dari mana, coba?) dan ada beberapa oknum yang merayakan Valentine dengan cara mengadakan pesta seks, aku juga nggak setuju.
Yang harus dicap terlarang adalah hal negatif yang kebetulan terjadi di dalamnya, bukan nama “Valentine”-nya. Karena apa? Karena, eh, karena kalo dilarang dengan alasan yang asal-asalan itu tadi – seperti yang lagi-lagi sudah kutulis dulu itu. Dibaca sendiri sana. Jangan malas. Jangan tanya-tanya lagi! π – ya itu berarti mematikan industri kreatif positif yang kebetulan berusaha memanfaatkan momen Valentine supaya bisa menyambung hidup. Kasian nanti itu pedagang cokelat, pedagang kembang, dan pedagang kaos couple. Mereka jadi kehilangan 1 momen yang bisa dipake buat promosi lagi.
Pokoknya(tm) kamu sesat Joe. Sesat. Sekian.
*bingung mau ngomong apa lagi, kayanya udah bertaun-taun topik ini keluar melulu* π
memang. makanya saya fokus ke logikanya aja dah. lebih jauhnya lagi ya baca tulisan saya yang dulu. Dibaca sendiri sana. Jangan malas. Jangan tanya-tanya lagi! π
Re: status, sepertinya sih, yang beliau bilang “logika ngawur” itu mengacu ke straw man bikinan beliau menggambarkan orang2 pro-valentine. Tapi ya tetap aja. Namanya straw man ya nggak mewakili argumen sebenarnya. π
Dan saya tertarik menggarisbawahi yang ini:
Saya sendiri cuek saja tanggal ini
menurut saya gak terlalu bermanfaat. Tapi kalau orang mau menikmati ya monggo saja. Kecuali kalau perayaannya merugikan/bikin rusuh — itu baru urusan. πBTW, hayoh angkatan 2007 berkonsolidasi. Ditinggal pensiun kok yang kayak gini tetap berlangsung. Mesti ditindaklanjuti ini. π
#eaaaa #ngacir
yang haram tu beli coklat valentine yang mengandung lemak babi 55%, jangankan umat muslim, umat lain aja ogah ngomsumsi coklat gituan π maaf komen ga nyambung, abis mabuk burjo merayakan palentin
What is so special about Valentine?
Why chocolate?
Wah, ini pasti Valentine sengaja dibesar-besarkan oleh para industrialis cokelat untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya.
π
Males ah. Ketoke jamane aku mbiyen sak kampus karo kowe Joe, ra ana tembung Valentine ada hubungannya dengan meningkatnya perzinaan? Wah, korban budaya Amerika kih. Apa-apa serba liberal.
Padahal, media Amerika itu terlalu berat ke kiri. Banyak juga orang Amerika yang berkeluarga normal dan ke gereja tiap pekan. Why free sex?
Emangnya seks itu sedemikian sangat luar biasanya? Paling-paling satu sesi gak sampe 100 ribu perak. Hampir sama dengan makan di tempat mahal berdua. What is so special?
Kadang-kadang rasanya jenuh loh, Joe. Kayak ngomong sama anak-anak SD yang baru belajar tasawuf. Nggak akan pernah nyambung. Susah. Tiap tahun itu-itu saja. HTI lagi yang muncul tiap hari Valentine. Yang dikutuki harinya, bukan pencegahan maksiatnya. Kayak keledai saja, ngulang hal-hal yang sama soal mengutuki satu hari ini. Lagian massa di Indon ini kan gampang banget dikompori. Kau bikin saja propaganda bahwa Hari Aids adalah orderan dari Benjamin Netanyahu, pasti pada nyolot, tak peduli substansi dari Hari Aids itu sendiri. π
maafkanlah mereka atas ketidaktahuan mereka, mas…
enyak enyak enyak
setubuh gan!
salam kenal π
sukses selalu π
Capek lah ngomongin valentine. In my humble opinion, orang yang menghubungkan valentine dengan free seks itu yah karena pikiran mereka terlalu sempit. Melihat sesuatu dari satu sisi aja, dan kebetulan sisi yang mesum. Mungkin karena memang pada dasarnya mereka udah mesum. Atau mungkin mereka iri sama orang2 yang udah bisa ngeseks sementara mereka cuman bisa mainan sabun di kamar mandi. Wkwkwkwk…
Mau free seks, mau mabuk, itu urusan personal seseorang dengan Tuhannya, selama mereka ga bikin ribut. Dalam beberapa hal, mereka itu lebih baik daripada orang yang gemar bikin keributan dan nyusahin orang lain atas dalil dakwah.