Zaman Dulu, Zaman Lucu

Kalau dipikir-pikir dan dibaca-baca lagi, sejak awal n-develop blog ini, rupanya banyak sekali tulisan semprul yang kubikin. Banyak sekali tulisan dengan nada yang sombongnya nampak nyata, nggak tahu diri, naif, cengeng, zonder empati, dan grasa-grusu. Pendeknya, merasa diri sebagai Pedang Sakti Nomor 1 di Kolong Langit, wis!

Sempat pula barusan kepikiran pengen kuhapus aja. Malu juga rasanya pernah jadi sosok nan gembelus lojonicus macam itu. Tapi nggak jadi, deh. Nggak jadi kuhapus aja. Biar bagaimana pun juga, ya memang begitu itu perjalanan pemikiranku.

Maka biarkan sajalah. Namanya juga masih anak-anak, wajar kalo suka ngawur kayak gitu. Lagi pun itu adalah pilihan yang kemarin-kemarin sudah kupilih, memilih mem-publish tulisan yang sok-sok’an macam demikian. Konsekuensinya ya harus dihadapi juga, termasuk kalau besok nyalon wakil presiden atau nyalon legislatif, tulisan-tulisan lamaku yang waton nggedabrus itu dijadikan bahan kampanye hitam sama pendukung partai lawan.

Apa boleh buat, kan? 😀


Facebook comments:

So, what do you think?