Moralmu, Sih, Ya Bukan Urusanku

Putri Raemawasti dan bikininya? Oho, aku lagi tertarik buat ikut-ikutan nyumbang-nyumbang suara tentang polemik yang 1 itu. Yah, sapa tau aja nanti ada produser yang tertarik dengan sumbangan suaraku, kemudian menyadari suaraku lumayan menjual, habis itu aku ditawari rekaman dan akhirnya aku benar-benar jadi rockstar. Lumayan, kan?

Jadi sebab-musababnya kemarin aku jalan-jalan nonton tulisannya Mas Pepeng tentang bikini sang Putri Indonesia kita itu yang lagi ikutan kontes Miss Universe. Bikininya aseek, lho. Bikin sang putri kita itu keliatan udelnya. Sepintas aku sendiri sempat cleguk-cleguk. Udelnya nggak bodong, ternyata.

Dan perkara udel yang bodong atau tidak bodong, bukan itu yang jadi polemik. Yang jadi polemik, yah, biasalah, apalagi kalo bukan pengatas-namaan adat ketimuran yang membuat kontes-kontesan kayak gitu biasanya pada ditentang sama front-front sayap kanan. Make bikini itu berarti ngumbar aurat. Dan ngumbar aurat itu bertentangan dengan norma agama (Islam).

Mas Pepeng nulis, tidak masalah dengan kontes-kontesan yang pesertanya pada make bikini itu. Sudah pada tempatnya, soale. Jadi lebih baik dibawa aseek aja, daripada terlalu diributkan. Oke, aku juga setuju. Terlepas dari bagaimana aturan sebenarnya dari kontes Miss Universe itu sendiri, yang aku tau, kalo ikutan kontes macam gituan, pesertanya memang pada pake bikini. Jadi aku anggap ya memang begitu aturannya kontes-kontesan semodel Miss Universe itu.

Ini aku anggap sama aja dengan main sepakbola. Ketika kita memutuskan untuk ikut dalam suatu permainan, ya ikuti aturan permainannya. Kalo aku dilarang menyentuh bola dengan tangan, ya itu artinya aku memang harus menguasai bola dengan kakiku. Maka kalo Mbak Putri itu memutuskan ikutan Miss Universe dan harus pake bikini, kita nggak berhak menentang apa yang sekarang sudah dilakukan sama Mbak Putri. Wong aturane pancen koyo ngono, kok.

Problemnya, memang nggak semua orang Indonesia bisa menerima hal-hal kayak yang dilakukan sama Mbak Putri itu. Pencorengan terhadap norma-norma agama, katanya. Cuma mbok ya menempatkan segala sesuatu itu dengan proporsional, Dab. Mbak Putri itu sudah baligh. Aku yakin dia sudah pernah masturbasi menstruasi. Dia sudah gede, yang artinya cukup tau dengan konsekuensi dari perbuatannya. Yang lain nggak perlu repot-repot mikir tentang – so the called – penistaan terhadap norma-norma agama. Setauku, kita – kalo sudah mati besok – bakal dihisab sesuai dengan perbuatan kita masing-masing, kok. Bukan berdasarkan amal dan perbuatan orang lain.

Jadi, buat apa sampeyan-sampeyan repot ngurusi Mbak Putri? Kalo memang besok pas Mbak Putri mati dia dihukum Tuhan gara-gara memamerkan udelnya (yang tidak bodong) itu kemana-mana, percayalah pada conthongku, yang bakal dihukum itu Mbak Putri-nya sendiri. Kalian yang nggak ikut-ikutan pamer udel nggak bakal ikutan dihukum, kok. Santai saja.

Lagipula kita nggak berhak memaksakan keyakinan kita, Dab. Kalo di antara kita ada yang menganggap pamer udel itu dosa, kita nggak berhak memaksakan pendapat kita ke Mbak Putri seandainya Mbak Putri beranggapan pamer udel itu nggak dosa. Kalo kita ingin memberi contoh kepada orang lain bahwa kita yakin kalo pemer udel itu dosa, lakukan itu dengan perbuatan kita sendiri. Nggak perlu sambil nuding-nuding orang lain yang kebetulan melakukan perkara apa yang kita anggap sebagai dosa itu. Cukup tunjukkan, “Saya nggak mau melakukan hal kayak gitu karena menurut saya hal tersebut dilarang agama, dan alasannya agama saya melarang hal itu adalah bla…bla…bla…” Cukup. Cukup sampai di situ. Selanjutnya biarkan orang lain yang memutuskannya sendiri. Nggak perlu memaksakan apalagi sampai mengumbar caci-maki.

Tapi aku juga nggak setuju kalo besok-besok ada orang yang bilang, “Kalo saya pake bikini terus kemudian kalian pada nafsu, ya jangan salahkan saya. Salahkan nafsu kalian.”

Aku nggak setuju pendapat seperti itu. Yang sama-sama enak dikit, dong, kalo memandang sebuah permasalahan. Oke, anggap saja temanku yang gendut, yang kerja di Ericsson, yang punya nama Bramantyo Erlangga itu suatu ketika mengaku nafsu gara-gara ngeliat Mbak Putri pake bikini. Siapa yang harus disalahkan dalam hal ini? Mbak Putri yang pake bikini atau si Bram yang mendadak nafsu?

Menurutku, si Bram nggak bisa disalahkan kalo dia sekedar nafsu aja. Kodratnya memang begitu, soale. Dan kalo mau menyalahkan kodrat, lama-lama silakan salahkan Tuhan sekalian. Yang namanya nafsu itu lumrah. Tapi hal itu tidak menjadi lumrah lagi ketika sudah disertai tindakan yang bisa diterjemahkan sebagai ketidak-mampuan mengontrol hawa nafsu. Ketika si Bram cuma sekedar nafsu, itu bukanlah sebuah kesalahan. Tapi ketika si Bram besok-besok memutuskan buat mencegat Mbak Putri pas baru keluar dari bandara sepulang dari kontes Miss Universe, kemudian Mbak Putri diseret, dimasukkan ke toilet umum, dan digagahi paksa di sana, barulah hal itu bisa kita hakimi sebagai kesalahan.

Tapi selama si Bram mengaku cuma sekedar nafsu, nggak ada yang berhak bilang dia bersalah sama Mbak Putri. Nggak ada. Nggak ada 1 orang pun yang berhak bilang temanku itu salah. Kalo ada yang nekat ngeyel bilang si Bram yang salah, aku adalah orang pertama yang akan membela dan membantu si Bram. Membantu dengan doa, maksudku.

Makanya aku juga nggak setuju dengan perda-perda syari’ah yang melarang perempuan keluar malam. Itu sama aja dengan sebuah pemaksaan untuk menjalankan aturan agama yang kita yakini kepada orang lain. Kita nggak berhak melakukan itu. Yang berhak kita lakukan (dalam kapasitasku sebagai pemeluk Islam) adalah cuma sekedar menunjukkan dan menasehati mana yang haq dan mana yang bathil. Sepanjang dia nggak merugikan manusia lainnya, yang berhak menimpakan konsekuensinya kemudian ya cuma Tuhan, menurutku.

Aku sebenernya paham. Mereka-mereka yang sewot dengan kontes bikini-bikinian (ataupun perempuan yang keluar malam) itu pasti pada mau berdalih kalo mereka bertindak begitu itu untuk menyelamatkan martabat perempuan itu sendiri. Aku paham, cewek pamer aurat artinya rentan bikin cowok jadi nafsu. Kalo cowok jadi nafsu, yang cewek siap-siap aja jadi – kemungkinan – korban pemerkosaan. Aku paham. Tapi, yeah, mereka – yang semodel Mbak Putri itu – sudah gede. Biarkan saja mereka melakukan apa yang diyakininya, dan biarkan juga mereka menanggung konsekuensi dari tindakannya.

Aku sendiri, jujur-jujuran, memang nggak sreg dengan yang dilakukan Mbak Putri. Tapi itu toh cuma menurut kacamata keislamanku sendiri. Aku nggak berhak memaksakan apa yang kuyakini kepada Mbak Putri. Tapi aku menghormati apa yang dilakukan Mbak Putri sepanjang dia juga konsisten dengan konsekuensi yang – nanti misalnya – bakal diterimanya.

Maksudku, Mbak Putri nggak berhak nyalah-nyalahin si Bram yang nafsu sama dia, misalnya. Wong Mbak Putri sendiri yang pamer udel, kok. Dan kalopun nantinya Mbak Putri beneran diperkosa sama si Bram, Mbak Putri juga nggak berhak untuk meminggirkan fakta kalo si Bram nafsu dan jadi gelap mata gara-gara nonton udelnya Mbak Putri. Mbak Putri nggak berhak cuma sekedar menyalahkan si Bram tanpa mau melihat sebab-sebab dari dirinya sendiri, meski bagamana pun juga si Bram tetap saja harus dirajam gara-gara memperkosa anak orang 😈

Si Bram salah dan harus diganyang dengan hukuman. Tapi apapun itu, faktanya, udel Mbak Putri-lah yang memotivasi si Bram untuk melakukan kesalahan. Seandainya Mbak Putri nggak pamer udel, mungkin saja si Bram nggak bakal gelap mata. Jadi tinggal pilih, mau pamer udel atau nggak pamer udel. Gitu aja.

Kita sudah sama-sama gede. Seharusnya kita bisa untuk cukup bijak melihat segala permasalahan dengan proporsional antara sebab dan akibatnya. Kalo sampeyan menyebabkan orang lain sampai melakukan sebuah kesalahan, maka sampeyan tidak berhak untuk memungkiri bahwa sampeyan adalah bagian dari motivasinya. Meskipun begitu, semuanya haruslah tetap seperti apa yang dikatakan sama Sherlock Holmes: “Boleh saja kita mencoba mengerti jalan pikiran kriminal, Watson, tapi janganlah berusaha mencari pembenaran perilaku kriminal, entah itu perilaku negarawan tingkat tinggi ataupun penipu kelas paling rendah.”

Sekian dan terima kasih.


Facebook comments:

45 Comments

  • Pras |

    Ini niatnya mau mbahas tentang Mbak Putri yang ikutan Miss Universe itu atau Si Bram yang penuh nafsu?
    Lha hampir setiap ada kata “Bram”, pasti diikuti sama kata “nafsu” sih.. Huehehe.. Piss..

  • Yang Punya Diary |

    didut:::
    ada di yutup. tapi sementara ini aku lupa alamatnya, hohoho

    savic:::
    maka pamerkanlah udel yang bodong

    Pras:::
    si bram. kasian kalo mengekspos komeng terus, soale πŸ˜›

    danalingga:::
    iya, udelnya ndak bodong :mrgreen:

  • Yang Punya Diary |

    itu juga katanya, git. aku sendiri belum pernah mati, jadinya ya belum pernah tau. eh, git, makanya nulis aja biar imanmu ndak dicap selemah2nya iman kalo ndak setuju.

    ada yg bilang jihad yang paling akbar itu adalah dengan tangannya. dan ada yang mengartikan tangan sebagai kekuasaan. nah, kekuasaan yang kita punya sebagai seorang administrator blog adalah dengan bikin bikin postingan. maka, inilah jihad yang paling akbar πŸ˜†

  • mybrainsgrowell |

    gyahaha,.. masalahe aku bingung arep posting apa joe, πŸ˜†

    timbanga mengko di cap halal darahe, mending di cap selemah2nya iman. soale aku durung arep pesta karo perawan perawan di sana. πŸ˜†

  • lambrtz |

    Kamu itu mbahas Putri apa Bram?
    πŸ˜•

    Sebelum ada yang kontra, saya bilang :

    GA SERU!!!

    heheheh :p

    (Front Pemuda Pecinta Keributan)

    Sekarang serius…
    Semoga ga OOT.
    Aku pernah mengunjungi sebuah blog, yang pemiliknya itu seorang wanita, mungkin umurnya awal 30an. Dia mengaku dari dulu suka berpakaian (yang kata orang) sexy, karena memang pribadinya seperti itu : ga suka dikungkung sama aturan2 dan tatakrama berpakaian. Namun begitu, dia sebagai seorang Muslimah selalu sholat 5 kali sehari, ga pernah telat.
    Nah menurutmu gimana?
    Juga, kalo kamu punya anak yg seperti itu, mau dibilangin apa?
    Aku bingung…

    Jangan tanya URLnya.
    Bukan apa-apa
    Aku lupa πŸ™

  • mee_mee |

    ck ck ck..salam y buat c bram..tenang aja banyak kok yang bisa lebih bikin nafsu ketimbang si mbak putri itu..kekeke

  • Yang Punya Diary |

    mybrainsgrowell:::
    aku ngerti, git. kowe lemah syahwat yo? πŸ˜†

    lambrtz:::
    ndak masalah kan? asal dia sadar aja kalo caranya berpakaian itu rentan bikin orang jadi nafsu. dan kalo orang jadi nafsu gara-gara dia, semoga dia nggak cuma menyalahkan orang lain 1 sisi saja

    kejam2annya, siap2 diperkosa aja. habis itu pemerkosanya kita proses secara hukum. beres kan? :mrgreen:

    KiMi:::
    asal tau aja, kim. dulu waktu miyabi masih booming, di MIPA dia pasti yang pertama punya filmnya 😈

    mee_mee:::
    astaga…si bram bisa kalap kalo gitu

  • mualafmenggugat |

    ternyata “jero” juga nih bahasannya.. hehehe. saya setuju, kalau memang mau ikut begituan, ya kudu begitu sebagai konsekuensi ikutan gituan. hidup itu memberi pilihan, ya terima resiko sesuai pilihan.

    persoalannya adalah bagaimana pilihan kita tuh bisa meminimalis segala resiko dengan sekitar dan tetap menjadi diri kita sendiri… ciee.. πŸ˜€

  • sawali tuhusetya |

    keikutsertaaan indonesia dalam kontes miss universe memang masih menuai kontroversi, mas joe. walah, kalau segala sesuatu masuk pada wilayah agama memang repot.

  • yang punya bramantyo.com |

    Jon.. kowe kena pasal makar kie jon… aku berhak dapat royalti karena namaku disebut2…
    mau diselesaikan di pengadilan, pengadilan agama, atau di meja bilyar?

  • aRuL |

    sama kayak model hot aja πŸ˜€
    memang seksi n hot, tapi masa harus diliatkan πŸ˜€ xixixi
    sama ngak dgn namanya jual (bagian) diri gak tuh? πŸ˜€

  • Fortynine |

    Hmm… kalau urusan beginian kamu pasti nulisnya panjang.. still the same old Joe.

    Apa ya? Dari dulu perasaan ni kasus cuma ganti nama dari si anu, jadi si anu. Padahal intinya sama saja: Masih banyak orang munafik di negeri ini yang mengaggap bahwasanya orang timur itu sopan.

    mungkin mereka harus banyak nonton Maria Ozawa supaya tau bahwasanya orang timur juga punya bom sex! bukan cuma timur tengah yang konon wanitanya terbungkus rapat

  • sugeng |

    Nafsu berkata: Masih ada foto2 yang lain nda joe?! πŸ˜€
    hati berkata: wis toh jgn diliat, bikin mata nanar wae. πŸ˜‰

    Duuuh, pilih yang mana ya?! opo iki sing dimaksut freewill? πŸ˜₯

  • cK |

    masih banyak kok cewek-cewek berpakaian bikini, tapi kok gak dicekal?

  • hariadhi |

    Satu pertanyaan Mas Joe. Kenapa sampe sekarang ga ada kontes Master Universe yah? Apa ini bentuk diskriminasi gender baru terhadap pria.

    Nyahahahha, bukan gara-gara membayangkan bikin yang bakal dipakai Mas Bram itu kok, bukan…. πŸ˜†

  • natazya |

    ya memang ga boleh sebegitunya juga kalo mau pake bikinin trus ga peduli orang mau jadi TO atau ngga

    tapi kalo tempatnya memang diperuntukkan buat memakainya ya ga salah juga…

    dalam kasus putri indonesia?

    oh puhlease… sblum jadi putri indonesia juga dia kan udah tau resiko nya nantinya gimana dan dia udah siap siap aja kayanya…

    dont put the blame on her juga sih kayanya…

  • Yang Punya Diary |

    mualafmenggugat:::
    ahaha, memang itu yg mau saya bilang, mbak. terima konsekuensinya sesuai dengan apa yg kita lakukan πŸ™‚

    sawali tuhusetya:::
    padahal menurut saya sebenernya sih simpel, lho, pak, hehehe

    yang punya bramantyo.com:::
    mwakakakakakaka…
    mwakakakakakaka…
    cepat pulang, dan saya bantai anda di predator, shelter, atau hanggar πŸ˜†

    aRuL:::
    oh iya. tentu saja. saya juga suka jual (bagian) diri soale; jualan cangkem kalo ada acara band2an. lumayan dibayar 100ribu dan dapet jatah konsumsi, kekekeke

    Fortynine:::
    eh, miyabi katanya lagi ga bole main film sama produsernya lho. dia lagi sakit. berapapun cowo yg main sama dia, dia nggak pernah puas. jadi sementara ini dia diistirahatkan gara2 produsernya nggak suka dengan ekspresi yg dibuat2 😈 konon sih begitu πŸ˜›

    laporan:::
    maju? maju kemana? kok saya agak bingung sama komentarnya? πŸ˜‰

    sugeng:::
    hahahahaha, zina mata lho…zina mata… πŸ˜†

    cK:::
    lho, kenapa harus dicekal chik? memangnya semua orang sudah sepakat kalo make bikini itu dosa? :mrgreen:

    hariadhi:::
    bukannya ada, mas dab? yang pernah dimenangin sama arnold schwarzenegger itu bukannya master universe?

    natazya:::
    yeah, karena itulah saya bilang dia toh sudah baligh, sudah cukup tau dengan konsekuensi kelakuannya. jadi biarlah dia menerima tatapan dari para pengagumnya. kita tenang2 aja di sini :mrgreen: salah atau benar toh itu cuma perkara sudut pandang. ya tho, mbak?

    tapi asal jangan put the blame on bram juga kalo si bram cuma sekedar nafsu πŸ˜†

  • wib |

    knapa bram jadi nafsu gara2 liat udelnya mbak putri?
    karena bram gak punya udel…

  • lambrtz |

    Orang bisa memutuskan pilihan mana yang mau diambil. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, kenikmatan dan risiko. Dalam kasus ini, Mbak Putri sudah memilih jalan yang dianggapnya tepat.

    Bukan begitu Joe?

    Ah sudahlah.
    Tiada yang hidup
    Tiada yang mati
    Semua hanya mimpi
    Semua ilusu

    (nyampah)

  • wira |

    joe, kalo di BBC terkenal dengan jargon UIGC (Urus Iban Ci Gen)

    hwahuhauahua

  • Yang Punya Diary |

    wib:::
    si bram bukannya ndak punya. dia punya, cuma ketutupan lemak aja πŸ˜†

    lambrtz:::
    persis. persis seperti itu πŸ™‚

    imcw:::
    kalo saya sih ndak nganggap itu parah, dok. sudah jamak dan kayaknya kodratnya cowok memang begitu: gampang nafsuan, meskipun nggak sedikit juga yang cuma nafsu besar tapi tenaga kurang :mrgreen:
    cuma, hal tersebut bisa dianggap parah ketika yang namanya nafsu itu dilampiaskan dengan cara2 yang merugikan manusia lainnya πŸ™‚

    ulan:::
    siapa? si bram? masyaallah…

    wira:::
    asli! saya sudah lama ndak denger istilah itu, hahaha…

  • Cak Nano |

    wah…aku mung seneng ndeleng foto ne wae, mas.
    ora usah moco tulisane…yo wis ngerti maksud-e kok… tapi yo goro2 foto ne kuwi, akhir-e aku yo moco tulisan sampeyan iki… πŸ˜€

    ono foto liyane, ora? πŸ™‚

    nek ono, mbok yo aku dikirimi, ngono… hehehe…

    Salam soko Suroboyo,
    Cak Nano

  • the hermawanov |

    jadi akhir crita-nya si Bram jadi dirajam nggak Jo?!? trus mbak Putri-nya jadi bunuh diri? atau kau “selamatkan”? πŸ˜†

  • yudi |

    ko contohnya bram joe? apa karena kamu emang ga bisa napsu sama mbak putri yah πŸ˜†

    peaceeee :mrgreen:

  • dede imyut pisan |

    lho,kita kan mesti saling mengingatkan kang.memang pada akhirnya kita di hisab karena amal perbuatan masing-masing.
    nek misalkan kita mau cuek-cuekan ya, gak ada neraka.mung ada surga tok.
    kalo cuek-cuekan juga ya, nabi gak bakalan sebegitunya nyebarin Islam.
    keknya itu loh, yang bikin “sayap kanan” keukeuh….

  • anton |

    cocoke moco iki pas dino jumat. lalu dprint buat bacaan sambil denger khotbah jumat yg biasanya bikin gantuk. πŸ˜€

  • Yang Punya Diary |

    Cak Nano:::
    neng gugel wae, cak. ono akeh πŸ˜€

    the hermawanov:::
    bukan. akhir ceritanya, masyarakat yg hendak merajam si bram saya insyapkan bahwa memaafkan itu selalu lebih mulia πŸ˜†

    yudi:::
    aku sih bisa2 aja, kul. cuma supaya ndak disangka sebagai cowok nafsuan aja makanya kualihin ke oknum lain, kakakaka

    escoret:::
    *tidak kena*

    dede imyut pisan:::
    lho, aku juga bilang saling mengingatkan, kok. cuma ga setuju aja kalo ada yang langsung main eksekusi. yeah, tentunya mengingatkan dengan cara yang sejuk πŸ™‚

    anton:::
    besok2 aku ngasih catatan kaki, deh: “jangan dibaca ketika khotib sedang berkhotbah.” :mrgreen:

  • Ajus |

    Lam kenal, mas. Menurut saya si putri tuh kan membawa nama INDONESIA, jadi dia harus menjaga perasaan masyarakat yg notabene msh menjunjung norma ketimuran donjg. Jadi yg ditekankan jangan ke pribadinya si putrinya itu yang udah baligh ato blum…

  • Yang Punya Diary |

    RETORIKA baru mampir sibuk ngurusin motor baru:::
    itu mbahas si bram dan pikiran mesumnya kok, gyahahaha

    heru:::
    udel si bram?

    Lex dePraxis:::
    terima kasih πŸ™‚

    Ajus:::
    norma ketimuran? lhalhalha, kalo mau kayak gitu ya harusnya dari pertama nggak usah ikut2an. ikut kayak gitu ya artinya harus nurut sama aturan mainnya, donk. kan ga bisa – misalnya – kita pengen main sepakbola tapi maksa ndribelnya harus pake tangan gara2 kita nggak suka pake kaki

  • Ninamichi69 |

    Hei..hei…
    Sudah cukup dididik kah manusia2 di negri ini untuk mengerti semua jalan pikiran yang telah terbuka??

    Jawabannya..Belum!

    So, Gampang ajh…yang begini gak usah dibahas!Bikin ribut sesama anak bangsa! Halah…

So, what do you think?