Browsing posts in: Butuh Jawaban

Surga dan Dian Sastro

Aku suka Dian Sastro!

Dari jaman dulu, jaman aku masih muda, aku sudah suka Dian Sastro. Ceritanya waktu itu, waktu liburan ke Solo aku iseng-iseng baca majalah Gadis yang dilangganani sama Dik Sita, sepupuku, dan menemukan 1 majalah dengan cover wajah gadis abege yang kupikir seumuran denganku (setelahnya baca-baca isinya aku baru tau kalo cewek yang jadi cover itu umurnya setahun lebih tua dari aku). Continue Reading


Mau Jawab Apa, Coba?

Gini… Sebelum kita beranjak sama ceritaku lebih jauh lagi, aku mau ngaku kalo sampe sekarang ini aku masih suka nyombong gara-gara punya agama. Gara-gara punya agama itulah – walopun suka nakal – aku selalu berusaha menjauhi dosa-dosa besar yang katanya nggak boleh untuk dilanggar. Ya, ini gara-gara aku merasa semacam terikat kontrak: kalo nggak mau besok masuk neraka (lama-lama), aku harus manut sama omongannya Tuhan. Continue Reading



Anak-anak di Perempatan

Sebagai seorang pengendara Aston Martin sepeda motor cap Suzuki Shogun 125 SP yang dulunya juga mengendarai Yamaha Alfa II R, aku sering banget terpaksa berhenti di tiap perempatan jalan di Jokja. Tapi tentu saja aku ini pilih kasih. Aku cuma berhenti di perempatan yang ada lampu merahnya. Kalo nggak ada? Kalo nggak ada lampu warna merah dan ternyata adanya cuma warna yang lain, ya sudah, terabas saja, Bleh! Malah kadang-kadang, walopun lampunya sudah merah, asalkan merahnya belum lewat sekitar 2-3 detik, aku juga suka bertindak ugal-ugalan. Lampu merah tiada kuperhatikan. Akunya terus saja nyelonong sambil berteriak sendirian, “I see no red-light!” Continue Reading


Zona Nyaman

Kenapa orang-orang itu pada suka bilang, “Kalau mau sukses, tinggalkan zona nyamanmu.”?

Lha kalo bisa sukses dengan tidak meninggalkan zona nyaman, kenapa juga kita harus meninggalkan zona nyaman kita? Bukannya intinya sukses itu ada pada “pinter-pinteran mengakali keadaan”? Continue Reading


Ngeblog Sejauh Ini…

Hari ini hari Minggu. Hari Minggunya sudah malem. Hampir jam 9. Harusnya ini jamku buat nelepon pacarku sebelum dia bobo’. Cuma kok ya mendadak beta kehilangan sedikit gairah, gitu.

Bukan cuma gairah nelepon, John. Tapi gairah buat ngapa-ngapain juga. Semuanya. Mungkin ini gara-gara kepalaku yang masih nyut-nyutan, tenggorokan gatel, dan hidung sentrap-sentrup. Iya, aku lagi masuk angin, sodara-sodara. Continue Reading


Masih Tentang Yahudi (dan Konspirasinya)

Suka dengan teori konspirasi? Kalo suka, ta’sarankan baca teori konspirasinya Mas Kopral Geddoe, deh. Di situ konspirasi bakal dibahas dengan lebih komplit ketimbang konspirasi-konspirasian ala punya beta yang bakal ta’tulis di bawah ini.

Jadi ceritanya begini: berhubung keyword “Yahudi” lagi ngetren belakangan ini, aku jadi sering terlibat diskusi baik offline maupun online tentang perkara Yahudi-Yahudian ini. Pertamanya, sih, biasanya kami (maksudku ya aku sama lawan bicaraku itu) bicaranya dimulai dari konflik di Gaza akhir-akhir ini. Tapi ya namanya aja diskusi yang dimulai tanpa konsep dan batasan materi yang jelas, lama-kelamaan diskusinya jadi molor ke arah konspirasi-konspirasinya Yahudi yang berlaku di dunia ini. Continue Reading


Ketika Penyakit Latahku Kambuh: Israel-Palestina

Kata temenku, yang (keliatan) alim, yang nggak ngerokok, yang nggak mbokepan (kayak Destian juga Bram), yang nggak pernah nggodain cewek lewat di depannya sambil ngomong, “Mbak, Mbak, es teh, Mbak?” (dan kalo ceweknya cuma mlengos, maka kata-katanya bakal disambung, “Wooo… Ayu-ayu ra gelem es teh. Es jeruk, wis. Piye, Mbak?”), yang nggak pernah nenggak Vodka dicampur Kratingdaeng plus Green Sands, kata dia, nih, nanti menjelang kiamat bakal ada perang besar antara Muslim versus Yahudi. Dan nggak kayak kejadian sekarang yang rudal-rudal Yahudi merajalela di permukiman sipil Palestina, Yahudi besok bakal kalah total. Gantian terbantai. Yang beruntung belum terbantai bakal lari terbirit-birit nyari tempat yang kira-kira aman buat sembunyi. Kata dia, bahkan pohon atau batu pun bakalan bisa ngomong ke orang Muslim, “Mas, Mas, ente Muslim, Mas? Ini, lho, ada orang Yahudi sembunyi di belakang saya. Ayo cepet disembelih aja daripada bikin rusuh terus di dunia.” Continue Reading


Tuhan yang Maha Tahu

Kira-kira Tuhan itu tau nggak kalo aku besok bakal masuk surga atau masuk neraka?

Lha, aneh pertanyaanmu. Ya Dia jelas tau, dong, wong Dia itu maha tahu.

Tapi, kan, itu masih terjadinya besok-besok. Masak iya Dia sudah tau tentang kejadian yang belum terjadi?

Lho, ya jelas. Tuhan, kan, nggak terikat sama waktu, wong yang namanya waktu itu juga ciptaannya Dia. Jadi mau kejadiannya kapan aja, di mana aja, tetap aja Dia tau, soalnya, ya itu tadi, Dia itu maha tahu dan nggak terikat sama ruang dan waktu. Continue Reading


Salah Siapa? Siapa yang Salah?

Suatu menit, menurut shohibul hikayat, ada seorang cowok yang sedang terlibat obrolan berdua dengan seorang cewek. Si cowok ini suka setengah modar sama si cewek. Cuma – namanya saja anak muda yang masih amatiran – cowok itu masih malu-malu kalo harus mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya ke si cewek, meskipun menurut si cowok, si ceweklah yang pertama kali dan lebih sering berinisiatif untuk bertindak supaya si cowok mendekatinya. Yeah, setidaknya sampai dengan suatu menit yang menurut shohibul hikayat itu tadi. Continue Reading


(Rasanya) Seperti Manusia Tolol Aja

Sederhana dalam sunnah lebih baik daripada bersungguh-sungguh dalam bid’ah (Ibnu Mas’ud)

Kalo aku lagi main-main ke blognya orang-orang salafy, terutama yang ekstrim, biasanya aku bakal nemuin banner dengan tulisan model di atas itu. Dan sebenarnya – di luar perkara Ibnu Mas’ud-nya – aku, kok, ya ngerasa kalo kalimat macam di atas itu bikin aku geli sendiri. Rasanya malah kayak jadi homo sapiens tolol aja jadinya. Lama-lama aku jadi nggak tahan juga kalo nggak menuliskan bab perasaan yang ada pada sanubari terdalamku tentang hal itu (ngomong apaan, sih?) Continue Reading