Nduk, cah Ayu, sungguh, sungguh kuapresiasi caramu berjuang melupakanku. Semua aksesku menujumu – Fesbuk, Twitter, Y!M, Instagram, Line, Whatsapp, Path, sampai dengan nomer teleponku – yang kamu blok itu, sumpah mati, itu bukan masalah buatku. Kuhargai perjuangan mati-matianmu.
Tentu aku bisa bilang itu bukan problem buatku karena aku lumayan sadar betul tentang kapasitas diriku; wanita mana yang pernah bermain-main denganku yang kemudian sanggup melupakanku? Bukan problem karena aku tahu, aku pernah memainkan peran krusial yang menentukan arah hidupmu saat ini. Maka ini bukan sekedar tentang sun terakhir di sudut gelap salah satu tempat yang tak jauh dari Bundaran HI waktu itu. Continue Reading