Weekend di Amaroossa Bogor

Jaman dulu, waktu masih nak-kanak – kalau mengacu pada istilahnya Bu Bariyah – aku pernah ngayal kepengen jadi detektif atau agen rahasia. Keliatannya enak, soalnya. Bisa lompat dari 1 negara ke negara lain, bisa gonta-ganti hotel dan segala fasilitas tambahan di dalamnya dengan dibiayai negara, sama tentu saja kalau ada gadis khilafnya ya bisa ta’cangking ke kamar juga.

Entah ini yang disebut sebagai hasil dari konsep law of attraction ataupun mestakung, alias semesta mendukung, 2 dari 4 hal yang kucita-citakan waktu kecil di atas sekarang sudah kesampean. Sekarang aku sudah jadi detektif. Bukan detektif swasta, tapi detektif negeri sipil. Dan justru karena detektif negeri sipil itulah akhirnya aku jadi sering keluar-masuk hotel dengan dibiayai negara, ya tidurnya, ya makannya, tapi tidak untuk pijet dan spanya, apalagi yang pakai kategori plus-plus di dalamnya. Continue Reading



Bagi-bagi Buku “Bandar Lonte” Bersama Beta

Hello, amigo, desperado, apa kabar semuanya?

Jikalau kabar kalian baik-baik sahaja, mari sini, eike berikan kabar yang lebih baik lagi.

Dalam rangka menyambut perjalanan dinasku yang sekaligus pulang kampung ke Denpasar besok awal September ini, sekaligus ultahnya adik iparku yang disambung sama ultah adikku sendiri yang jatuh pas September juga, maka dengan ini aku umumkan kalau aku mau bagi-bagi hadiah lagi. Karena apa? Karena – masih dengan alasan yang sama kayak kemarin-kemarin – aku ini baik hati. Continue Reading



Hei, Nan

Suatu Jumat sore, awal-awal semester pertama di Gadjah Mada, aku datang ke lobi Fakultas MIPA Utara dengan menenteng ransel berisi cawet, kutang, kaos, dan celana, juga seperangkat alat mandi yang sudah dibayar tunai. Sore itu rencananya aku bakal naik ke Kaliurang buat ikutan Computer Science Day 2002, acara malam keakrabannya anak-anak komputer Gadjah Mada angkatan baru. Dan di situlah aku kenal Hanan, orang yang bertahun-tahun berikutnya – mungkin – menganggapku sebagai teman baiknya. Continue Reading


Derajat Batal Puasa

Nguping.

X: “Iya, Mas, tahun kemarin saya batal puasa 3 kali. Susah kalau pengen puasanya full sebulan.”

Y: “Lho, kenapa?”

X: “Kampus saya, kan, di Unpar. Jadi ya teman-teman saya tetap makan. Itu yang bikin saya nggak tahan. Akhirnya kalau udah nggak kuat, udah aja saya ikutan makan.”

Y: “Yaaah…cuma gara-gara liat orang makan aja sampai batal. Payah, ah. Seenggaknya kalau mau batal puasa itu batalnya yang elit dikitlah, jangan yang pasaran.” Continue Reading


Nook, Akhirnya

Hello, teman-teman… Masih lapar puasanya? Tentu saja. Tentu saja yang namanya sedang puasa itu pasti lapar. Maka jikalau ada sejawat teman-teman yang ngaku puasa tapi bilangnya nggak lapar, mesti saja dia itu lagi ngibul. Di mana-mana yang namanya menahan lapar dan dahaga itu pastilah dalam kondisi lapar dan dahaga. Lain itu, bualan belaka!

Baiklah, sembari selamat meneruskan ibadah puasanya, dan sembari menunggu beduk maghrib pula, izinkanlah aku yang lagi kepengen cerita ini untuk sedikit cerita-cerita… Continue Reading


Dolly yang Bukan Temanku

Di udik dulu aku pernah punya teman, teman sepermainan. Namanya Dolly. Tapi walaupun namanya “Dolly”, sungguh mati, anak ini jenis kelaminnya cowok. Apa boleh buat…waktu itu aku ini masih jadi pria pemalu. Aku jarang main cewek, aeh…main sama cewek, soalnya aku takut diejek-ejek, “Pacaran…pacaran…” Maka oleh sebab itulah teman mainku jaman esde sampai esempe itu kebanyakan berjenis kelamin cowok. Dolly ini adalah salah satunya.

Dolly ini rumahnya cuma beda gang sama rumahku. Tapi ini bukan cerita tentang Dolly yang temanku itu. Continue Reading


Cerita Robbie Fowler di Balik Football Legends

19 Mei kemarin aku dapat pesan via Whatsapp dari Fachry. Isinya tawaran. Tawaran syuting, aeh…tawaran buat ikutan terlibat di tim medianya acara Football Legends Tour 2014. Ditambah dengan iming-iming 1 slot khusus buatku untuk wawancara sama Robert Bernard Fowler, tentu saja tawaran itu sulit untuk kutolak. Ancaman kalau harus terpaksa meninggalkan biro detektifku selama 2 hari, plus 2 hari pas weekend kepakai untuk disibukkan sama acara yang bersangkutan, sama sekali tidak membuatku gentar. Ini Robbie Fowler, Bung! Bekas dewanya Stadion Anfield, mesin gol sekaligus wakilnya Kapten Jamie Redknapp dari pasukan treble winnersnya Liverpool untuk Piala FA, Piala Liga, dan Piala UEFA tahun 2001, yang kemudian berlanjut sebagai jawara Piala Super Eropa. Continue Reading


Kenapa Tidak Pernah Mengajukan Beasiswa?

Konon, entah makhluk mana yang bilang, aku juga lupa dengernya dari siapa, yang namanya tanggung-jawab orang tua terhadap anaknya itu berlangsung sampai si anak menikah. Ini konon lho ya. Tapi walaupun judulnya konon, konon-kononan yang kayak gini ini ternyata juga bisa jadi perkara. Perkaranya adalah bagaimana kalau si anak jebulnya ndak nikah-nikah? Masak mau sampek tuek si anak tetap saja jadi tanggungan orang tuanya? Anak macam apa itu? Tiada tau diri, bisanya cuma ngerepoti orang tuanya sendiri.

Maka daripada konon-kononan yang kayak di atas itu jadi perkara, kita asumsikan saja hal ini cuma berlaku buat orang tua yang anaknya sudah menikah di usia pertengahan 20-an. Atau kalau ternyata lewat umur 20-an si anak belum juga nikah, kita asumsikan juga si anak pada umur segitu itu sudah kerja, sudah bisa punya duit sendiri, jadi tanggungan orang tua ke si anak cuma berlaku sampai dengan si anak menerima gaji pertamanya. Itu saja. Perkara si anak udah nggak nikah-nikah, nggak kerja pulak, itu sudah lain soal. Nggak perlu kita bahas lagi. Beta menolak membahas persoalan sejenis itu. Itu di luar batasan masalah pada kajian ilmiah kali ini. Continue Reading


Superman dan Pasar Senen

Jaman ndak enak dulu, waktu masih jadi orang susah, tiap kali ke Jakarta aku mesti naik kereta api kelas ekonomi yang turunnya di Stasiun Pasar Senen. Waktu itu aku belum kayak sekarang yang sudah punya kartu Garuda Frequent Flyer kelas emas dari Garuda Indonesia dengan logo Liverpool FC menghiasi permukaannya. Sekarang, sih, aku sudah kaya. Malah saking kayanya, aku sempat tergumun-gumun ketika mengikuti percakapan di grup Whatsapp almamater kuliahku.

Waktu itu ada wacana tentang kenaikan tarif airport tax di beberapa bandara di Endonesa. Malah ada bandara yang bakal membebankan biaya airport tax sebesar 200 rebu rupiah kepada korban-korbannya. Dan hal itu akhirnya jadi bahasan di grup Whatsapp almamaterku itu. Beberapa mengeluhkan tingginya biaya yang harus mereka keluarkan. Continue Reading