Tadi siang, waktu transit di Milan (MIPA Selatan, maksudku) UGM – buat nunut ke toilet sebelum berangkat kuliah Akta 4 di kampus terpadunya UII – dari kantor, di depan lab, sambil berjalan cepat-cepat gara-gara kebelet pipis:
“Hai, Mas Joe,” sapa seorang gadis (eh, nggak tau juga, ding, masih gadis atau sudah enggak 😈 ) berjilbab, berparas lumayan manis yang lagi duduk-duduk di situ.
“Hai juga,” balasku sambil masang senyum alakadarnya (sumpah cuma alakadar! Lha wong lagi kebelet pipis, kok) dan langsung kembali berjalan cepat-cepat.
Kemudian samar-samar kedengeran suara bisik-bisik dari arah belakang, “Memangnya Mas Joe tau namaku?”
Duh! Yakin, jadi nggak enak ati akunya. Sering disapa sama dia tiap ketemu, tapi sampai sekarang aku nggak tau dia itu anak program studi apa, angkatan berapa, dan bahkan namanya. Kemarin-kemarin, sih, aku memang masih suka nyombong, “Kalo aku nggak tau siapa mereka, itu wajar. Tapi kalo sampe mereka yang nggak tau siapa aku, keterlaluan. Statusnya sebagai mahasiswa MIPA patut dipertanyakan.”
Tapi, kok, akhirnya aku jadi nggak enak ati ya, kalo harus denger sendiri secara live pertanyaan ngenes kayak yang di atas itu tadi? 🙁