Suatu menit, menurut shohibul hikayat, ada seorang cowok yang sedang terlibat obrolan berdua dengan seorang cewek. Si cowok ini suka setengah modar sama si cewek. Cuma – namanya saja anak muda yang masih amatiran – cowok itu masih malu-malu kalo harus mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya ke si cewek, meskipun menurut si cowok, si ceweklah yang pertama kali dan lebih sering berinisiatif untuk bertindak supaya si cowok mendekatinya. Yeah, setidaknya sampai dengan suatu menit yang menurut shohibul hikayat itu tadi. Continue Reading
Berantas Kebodohan, Perangi Kemiskinan
Sudah kuputuskan. Sudah kuputuskan, sodara-sodara, bahwa kemalasan harus diberantas, termasuk sindrom malas ngeblog yang menyelubungiku beberapa tempo belakangan ini. Karena apa? Karena, eh, karena kemalasan itu pangkal kebodohan, bodoh itu pangkal diapusi orang, dan diapusi orang itu pangkal menderita. Kalo ndak percaya coba saja tanya sama seorang sejawatku, si Aphip, gimana perasaanya waktu dia diapusi sama Mbak Endang yang mantan pacarnya itu. Continue Reading
Sindrom Malas Ngeblog
Akhir-akhir ini, sejak beberapa bulan yang lalu, kayaknya aku terserang sindrom malas ngeblog. Aku jadi mulai malas nulis hal-hal yang kurasa remeh-temeh yang padahal dulu biasanya sering kutulis, semacam habis belanja buku apa, habis njajal tempat nongkrong baru di mana, habis mbaca tulisan orang lain di blognya terus kemudian ku-review, habis belajar hal baru yang macam bagaimana, atau juga habis gelap terbitlah terang. Continue Reading
Laskar Pelangi: Filmnya

Sejujurnya, kecuali bagian sampulnya, sehuruf pun aku belum pernah mbaca novel “Laskar Pelangi” yang konon fenomenal itu; cuma tahu garis besar ceritanya. Bukan apa-apa, sih. Bukan nggak tertarik untuk beli atau bahkan nggak punya duit untuk beli buku itu. Nggak mungkin! Sama sekali nggak mungkin. Anak muda kaya-raya seperti aku manalah mungkin sampai nggak punya duit buat beli buku yang diprediksi bakal jadi buku legendaris di Endonesa itu, ya kan? Continue Reading
Nunggu Lagi
Untuk isi blog yang (mulai) jarang diapdet
Untuk tulisan yang (mungkin) seenaknya
Untuk balasan komentar yang (dirasa) ngawur
Untuk segala hal yang membuat blog ini menjadi (agak) tidak berkenan
Mohon maaf lahir dan batin
Selamat menantikan (kembali) Ramadhan 1430 H
Semoga kita semua panjang umur
Continue Reading
FPI Sweeping Rumah Makan
Akhirnya, sodara-sodara, kelakuan manja beberapa oknum manusia yang kebetulan seiman sama aku – yang sempat dikhawatirkan sama Mas Nazieb – dalam rangka menjalankan ibadah puasa bulan Ramadhan terjadi juga. Dan judul yang ta’tulis di atas adalah judul artikel yang ta’baca di koran SINDO edisi hari ini. Yeah, manusia-manusia manja yang menamakan dirinya sebagai Front Pembela Islam itu mulai menyambangi warung-warung makan yang nggak menutupkan dirinya selama bulan Ramadhan untuk kemudian meminta (yang biasanya bakal berujung jadi sebuah pemaksaan) mereka supaya tutup. Continue Reading
X-Class: Dalam Kenangan

Aku punya teman, teman sepermainan. Di mana ada dia belum tentu ada aku (soalnya aku sibuk, banyak kerjaan. Biasalah, namanya juga eksekutip muda. Jadinya ya nggak bisa selamanya dolan-dolan bareng dia). Temanku itu namanya Faiz, komplitnya Achmad Faiz Farouqi. Tapi meskipun dia lebih sering menulis namanya sebagai Vaiz – dan kadang-kadang di depannya dikasih imbuhan “Steve” yang hasilnya adalah Steve Vaiz yang merujuk pada Steve Vai – anak-anak tetap saja lebih suka memanggilnya sebagai “Pa’is”. Continue Reading
Iga Bakar: Bukan Tempat Pedekate
Aku masih sakit, sakit hepatitis A. Dan gara-gara maksa ikutan upacara wisuda kemarin sakitku malah jadi tambah parah. Dan gara-gara sakitku tambah parah, mamakku terpaksa masih nemenin aku di Jokja (bapakku, sih, sudah pulang). Dan gara-gara mamakku masih nemenin aku, akunya malah jadi bisa berfoya-foya, makan sesukanya mumpung dibiayai orang tua. Aku sempat minta dibeliin sate ayam, sate kambing, tongseng, hamburger, pizza, dan lain-lain. Pokoknya makanan apapun yang aku pengenin – gara-gara lagi sakit – pasti diturutin. Terakhir kemarin, akhirnya aku kesampaian juga njajal maem iga bakar di Iga Bakar. Continue Reading
Grha Sabha Pramana

Besok, begitu keluar dari gedung itu, aku sudah bukan mahasiswa Gadjah Mada lagi.
Otomatis Hepatitis
Aku sakit! Sakit beneran ini. Sakit lumayan serius untuk pertama kalinya sejak aku tinggal di Jokja 6 tahun yang lalu. Biasanya aku cuma meriang-meriang, batuk, umbel meler, atau pusing-pusing. Tapi yang sekarang ini aku bener-bener sakit. Sungguh.
Terjadi mutanisasi pada badanku. Badanku sekarang warnanya kuning, mataku juga. Malah aku sempat kuatir, kalo misalnya aku ngelepas kacamata takutnya dari mataku keluar sinar penghancur yang berwarna kuning juga. Jadilah aku sekarang menamai diriku sendiri sebagai Kunir-Man, alias Manusia Kunir yang Tampan mengingat walaupun badanku lagi menguning macam dibaluri kunir, aku tetap saja tampan. Continue Reading
Gadjah Mada Football Club dan Universitas Chelsea
Kapan hari kemarin itu adikku pulang dari kampus sambil misuh-misuh. Untuk pertama kali dalam karir hidupnya sebagai mahasiswa (eh, mahasiswi, ding. Dia, kan, cewek) dia dapet nilai C. Sebagai pengumuman, ta’beritahukan kalo adikku sekarang ini lagi menginjak tahun keduanya di Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. Dulu dia nyelesaiin S-1 Hukum-nya di Universitas Islam Indonesia.
Adikku ini memang agak kampret. Kuliah pertamanya selesai dalam 3,5 tahun. Predikat waktu lulusnya cum laude (sedangkan aku kemarin cuma dapat cum shot), yang artinya sekalipun nggak ada nilai C di transkrip nilainya. Dan gara-gara itu dia sering membangga-banggakan diri di depanku. Akunya, sih, cuma bisa pasrah sambil kadang-kadang ngeles, “Kamu nggak tau kejamnya Gadjah Mada, sih.” Apa boleh buat, nilai C di transkripku jumlahnya lebih banyak dibandingkan jumlah nilai B dan A-ku meskipun sudah digabung. Continue Reading