Kalau nggak sedang dalam setelan nyebahi, Septri sebenarnya adalah lawan ngobrol yang asyik. Ditambah pengetahuan serta pengalamannya dalam bidang klenik dan kejawen, Septri seaslinya adalah narasumber yang pas untuk bicara persoalan gho’ib, proyeksi astral, spektrum cahaya, neuroscience, sampai dengan fisika kuantum. Pernah suatu kali dia nunjukin notes berisi coret-coretan tangannya tentang beberapa konsep persamaan kuantum hasil olah-pikirnya sendiri. Tapi ya sayangnya gara-gara rumusan itu dibikin sama Septri, lebih amannya kalau itung-itungan tersebut tidak langsung kita percayai. Lebih sayangnya lagi, Septri ini lebih sering berada dalam mode nyebahi. Untung saja anaknya nrimo kalau diejek-ejek, jadinya kami-kami ini masih sudi menemani. Lumayan…ada bahan ledekan.
Pernah dulu anak-anak membuat sebuah permufakatan jahat kepada Septri yang kala itu masih terhitung sebagai mahasiswa baru di jurusan kami. “Hayo, kamu pilih mana, kita nggak bakal ngeledek kamu lagi tapi kamu kita kucilkan, atau boleh berteman tapi kita jadikan bahan ejekan?” tanya senior-seniornya di kampus. Continue Reading